Senin, 31 Oktober 2016

Baca Online Light Novel Sword Art Online Jilid 9 : Alicization Beginning Selingan 1

Selingan 1


Suhu tubuh manusia adalah sesuatu yang ganjil.
Tiba-tiba Yuuki Asuna memiliki pikiran seperti itu.
Hujan telah berhenti, dan dibawah langit biru gelap, dengan bagian dari awan tercampur dengan warna orange, mereka berdua berjalan secara perlahan sambil bergandengan tangan. Di sampingnya, Kirigaya Kazuto, orang yang memiliki ekspresi cemberut bahkan semenjak dia memikirkan sesuatu dari beberapa menit yang lalu, merendahkan pandangannya ke jalan berbatu tanpa mengatakan apapun.
Asuna yang tinggal di Setagaya dan Kazuto yang hendak kembali menuju Kawagoe, biasanya berpisah di stasiun Shinjuku saat mereka menaiki kereta yang bebeda, tetapi hari ini, untuk suatu alasan, Kazuto mengatakan "Aku akan mengantarmu sampai di rumah." Bahkan meskipun dia itu membutuhkan satu jam lebih lama untuk kembali ke rumahnya dari Shibuya, saat Kazuto memiliki ekspresi yang tidak biasanya di matanya, Asuna mengangguk setuju.
Saat mereka keluar dari stasiun Miyanosaka di jalur Setagaya, yang merupakan stasiun yang paling dekat dengan rumah Asuna, mereka masih bergandengan tangan.
Sementara melakukan ini, Asuna samar-samar mengingat kejadiaan itu. Itu tidak hanya manis, tapi juga sangat menyakitkan di saat yang bersamaan, jadi itu sebenarnya adalah ingatan yang tidak selalu muncul di kesadarannya, tetapi, ingatan itu kembali muncul setiap kali dia memegang tangan Kazuto.
Itu bukan ingatan di dunia nyata, tapi kota di menara besi «Grandum» di Aincrad lantai 55, yang tidak lagi ada.
Pada saat itu, Asuna menjadi sub-leader di guild Knights of the Blood. Pendampingnya adalah pengguna pedang hebat bernama Kuradeel, orang yang mengawasinya sepanjang waktu. Kuradeel, seseorang yang memiliki obsesi yang aneh dengan Asuna, dia telah menggunakan racun pelumpuh pada Kazuto/Kirito, yang menyebabkan Asuna mengundurkan diri dari guild.
Kuradeel telah membunuh dua anggota dalam aksinya, Asuna yang baru saja sampai di waktu tepat sebelum Kirito kehilangan nyawanya, menarik rapiernya dengan kemarahan dan tanpa ampun, HP Kuradeel telah berkurang hingga sampai pada tingkat dimana satu serangan dapat menghabisinya, tapi dia menjadi ragu. Kuradeel mengambil kesempatan untuk membalas tetapi Kirito telah sembuh dari racun pelumpuh saat itu, dan dia menghabisi Kuradeel dengan tangan kosong.
Keduanya kembali ke markas dari Knights of the Blood di lantai 55. Setelah menginformasikan tentang pengunduran dirinya dari guild, mereka berjalan tanpa tujuan sambil bergandengan tangan di Grandum.
Ketika dia bersikap tenang di permukaan saat itu, di dalam hati Asuna, dia merasakan perasaan bersalah pada dirinya karena dia tidak membunuh Kuradeel. Perasaan bersalah pada Kirito yang membuatnya menanggung beban berat itu menyelimuti di sekitarnya. Dia merasa bahwa dia tidak memenuhi syarat untuk memanggil dirinya sebagai bagian dari grup penyelesaian, bahwa dia memiliki hak untuk berdiri di samping Kirito. Tapi, ketika dia menderita dari perasaan ini, dia mendengar suara. Hanya kau, aku ingin mengantarmu sampai di dunia nyata tidak peduli apapun yang terjadi.
Pada saat itu, sebuah perasaan kuat mengalir di dalam Asuna. Berikutnya aku akan melindungimu dengan kedua tanganku. Tidak, tidak hanya berikutnya tapi setiap saat. Tidak peduli di dunia manapun itu berada.
Asuna samar-samar dapat mengingat tangannya, yang tidak merasakan apapun selain dari hawa dingin di udara meskipun memegang tangan Kirito, pada saat itu, menjadi hangat seolah-olah mereka duduk di dekat api unggun. Setelah kastil melayang itu terjatuh, berpetualang pada dunia peri, dan kembali ke dunia nyata, ketika dia memegang tangannya, dia masih dapat mengingat perasaan hangat di tangannya di saat itu.
Sungguh, suhu tubuh manusia adalah sesuatu yang ganjil. Bahkan meskipun dia tahu bahwa panas yang dihasilkan berasal dari energi untuk menjaga tubuh, pertukaran kehangatan dari tangan mereka terasa seperti itu memiliki sejumlah informasi. Karena, Asuna dapat mengerti Kazuto, orang yang berjalan sementara terdiam sampai sekarang, memiliki sesuatu yang ragu-ragu untuk dikatakan.
'Jiwa manusia adalah kuanta cahaya yang berada di dalam unsur struktur microscopic di sel otak mereka' adalah sesuatu yang Kazuto telah katakan. Tapi, cahaya itu tidak hanya berada di sel otak, tapi juga di semua sel di dalam tubuh. Medan kuantum, yang menyusun partikel cahaya dan membuat wujud manusia, telah terhubung melalui tangan mereka. Mungkin itulah bagaimana kehangatan itu dapat dirasakan.
Asuna menutup kelopak matanya dengan lembut, sebelum membisikkan sesuatu dipikirannya.
——Lihat, ini akan baik-baik saja, Kirito. Aku akan selalu menjagamu. Itu karena kita adalah pasangan terhebat dalam saling membantu.
Kazuto tiba-tiba berhenti, membuat Asuna juga melambatkan langkahnya. Matanya terbuka lebar, Ini sudah jam tujuh? Saat lampu jalan antik mengeluarkan cahaya orange di atas kepala.
Di sore hari setelah hujan, tidak ada seorangpun yang terlihat di jalan selain dari mereka berdua. Kazuto perlahan menggerakkan kepalanya, mata hitamnya melihat Asuna.
"Asuna......"
Seolah-olah di akhirnya menepis keraguannya, dia mengambil langkah ke depan——
"......Aku masih berpikir untuk pergi."
Asuna, yang mengerti alasan dari perhatiaannya, tersenyum saat dia bertanya.
"Amerika?"
"Yeah. Aku menghabiskan waktu setahun untuk meneliti, dan aku berpikir penelitian «Brain Implant Chip» di universitas Santa Clara benar-benar penerus teknologi FullDive. Brain Machine Interface mungkin menuju perubahan. Aku benar-benar ingin melihatnya, dimana dunia selanjutnya akan ada.
Asuna melihat langsung pada mata Kazuto sebelum memperlihatkan anggukannya.
"Tidak hanya ingatan menyenangkan, tapi juga ingatan sedih dan menyakitkan juga. Tujuannya, adalah tujuan kastil itu, kau ingin mengetahui tentang itu, bukan?"
"......Aku bahkan tidak yakin seribu tahun adalah waktu yang cukup untuk memahami hal itu."
Kazuto tersenyum samar-samar dan menjadi terdiam sekali lagi.
Itu benar-benar sulit untuk berbicara tentang perpisahan itu adalah pemikiran Asuna. Tanpa menghapus senyumnya, dia mencoba untuk mengatakan jawaban yang disimpan di dalam hatinya——tetapi sebelum dia dapat melakukan itu, Kazuto membuat ekspresi yang sama ketika dia di Aincrad-ekspresi yang sama ketika dia mengajukan pernikahan padanya-saat dia mengatakannya dalam keadaan gugup.
"Karena itu......Aku ingin kau pergi bersamaku, Asuna. Aku tidak ingin hidup tanpamu. Aku tahu apa aku mengatakan sesuatu yang tidak beralasan. Aku tahu bahwa Asuna memiliki jalan sendiri. Tapi, bahkan meskipun begitu aku......"
Pada saat itu, dia menghentikan perkataanya seolah-olah dia dalam keadaan bingung. Mata Asuna terbuka lebar dan dia suara tertawa yang pelan.
"Eh......?"
"M......Maaf aku tertawa. Tapi......mungkin itu, itu adalah apa yang membuat Kirito-kun bermasalah sampai sekarang?"
"Y-Yeah."
"Apaaa. Jika itu tentang jawabanku. Aku telah memutuskannya semenjak waktu yang lalu."
Tangan kirinya menggenggam erat tangan kanannya, yang masih memegang tangan Kazuto. Setelah mengangguk dengan dalam, dia memberitahunya.
"Tentu saja, Aku akan pergi...Kita akan pergi bersama. Jika bersamamu. Aku dapat pergi ke manapun itu."
Mata Kazuto terbuka lebar saat dia mengedipkan matanya beberapa kali, dan lalu senyuman cerah terlihat di wajahnya. Di saat yang sama, dia menaruh tangan kanannya di bahu Asuna.
Asuna merespon dengan memeluk erat Kazuto dengan kedua tangannya.
Saat mulut mereka bertemu, perasaan dingin segera pergi dari mulut mereka, diganti oleh perasaan hangat, Asuna sekali lagi, merasakan pertukaran informasi melalui cahaya tidak terbatas yang terdiri dari jiwa mereka satu sama lain. Bahkan di masa depan, tidak peduli di dunia mana, tidak peduli berapa lama kita akan pergi, hati kita tidak akan terpisahkan, aku yakin tentang itu.
Tidak, hati kita sebenarnya telah terikat semenjak dahulu. Di langit yang telah jatuh Aincrad, ketika itu menghilang saat dibungkus oleh pelangi aurora —— atau bahkan mungkin jauh sebelum itu, hari di saat kita bertemu di dugeon gelap, sebagai seorang solo player yang kesepian.
"Bagaimanapun juga."
Beberapa menit kemudian, saat mereka berjalan di atas jalan sambil bergandengan tangan, Asuna menanyakan pertanyaan yang tiba-tiba muncul di kepalanya.
"Jadi kau berpikir Soul Translator yang kau teliti bukanlah penerus dari teknologi FullDive? Brain Chip yang bersatu dengan sel otak pada tingkatan yang sama dengan Nerve Gear, tapi STL lebih jauh dari itu, dan menggunakan level kuantum, bukan?"
"Hmmm......"
Kazuto dengan perlahan mendorong batu menggunakan ujung metal dari payung di tangan lainnya saat dia menjawab.
".....Desain konsepnya sudah pasti jauh lebih maju dibandingkan dengan Brain Chip. Tapi bagaimana mengatakannya...... mungkin itu terlalu canggih. Agar dapat membuat mesin itu dapat digunakan di pasaran, itu tidak hanya membutuhkan waktu beberapa tahun, tapi membutuhkan beberapa dekade untuk itu. Aku memiliki perasaan STL bukanlah mesin yang dibuat manusia untuk Full Dive menuju dunia virtual dengan ......"
"Ehh? Lalu itu untuk apa?"
"Mungkin itu mesin untuk memahami pikiran manusia...... the Fluctlight."
"Hmm......"
Jadi maksudmu STL bukanlah tujuannya tapi metodenya? Saat Asuna memikirkan apa pengertian jiwa manusia yang dia pikirkan, Kazuto melanjutkan berbicara.
"Di samping itu. Aku berpikir STL adalah...... bagian dari ide Heathcliff. Orang itu, untuk alasan tertentu dia membuat Nerve Gear, dia mengorbankan ribuan orang, membakar otaknya sendiri, dan lebih dari itu, dia bahkan menyebarkan «The Seed» menuju seluruh dunia...... Aku tidak tahu bahkan jika dia memiliki tujuan bahkan dari semenjak pertama, tapi aku merasakan kehadirannya melayang di suatu tempat di Soul Translator. Bahkan meskipun aku ingin tahu apa yang dia inginkan, aku tidak ingin ini berefek pada tujuanku. Aku tidak ingin merasa seperti aku berjalan di atas tangannya"
Sebuah wajah dari seseorang muncul di dalam otak Asuna dengan sekejap, dan dia mengangguk.
".....Aku mengerti............Hei, kesadaran Ketua Guild, pikiran programnya masih ada di suatu tempat di server, bukan? Seperti yang Kirito-kun katakan sebelumnya."
"Yeah, tapi hanya sekali. Mesin yang digunakan orang itu untuk bunuh diri adalah original prototype dari STL. Agar dapat membaca Fluctlight, diperlukan high-powered beam yang cukup untuk membakar sel otak. Mungkin, dia telah menderita lebih lama dan rasa sakit yang lebih panjang...... Untuk tujuan membuat dirinya yang lain, aku tidak berpikir bahwa ini tidak berhubungan RATH dengan STL sekarang. Mungkin sesuatu di hatiku masih berpikir......Aku ingin melihat suatu jenis resolusi, yang membuatku menerima permintaan Kikuoka......"
Pada saat dia mengatakan itu, pandangan Kazuto berbalik menuju langit yang menghilang oleh senja berwarna orange kemerahan. Saat dia melihat wajahnya untuk sesaat, Asuna memegang tangannya dengan kuat, sebelum membisikkan.
"......Berjanjilah, cukup satu hal. Jangan melakukan sesuatu yang berbahaya."
Kazuto, yang berbalik padanya, tersenyum dan mengangguk.
"Tentu saja, Aku janji. Aku akan pergi ke Amerika dengan Asuna musim panas mendatang bagaimanapun juga."
"Sebelum itu, kau seharusnya menghawatirkan tentang belajar agar dapat mendapat nilai bagus di Ujian Scholastic Assessment?"
"Uu......"
Kazuto kehilangan katanya untuk sesaat, sebelum dia perlahan terbatuk dan mengubah topik,
"Bagaimanapun juga, aku harus secara pantas menyapa keluarga Asuna terlebih dahulu. Aku telah bertukar email dengan Shouzoushi-shi dari waktu ke waktu, namun ingatan ibumu terhadapku cukup buruk......"
"Tidak masalah, tidak masalah, akhir-akhir ini ingatannya menjadi sedikit membaik. Ah, ya......Kenapa tidak pergi sekarang saja?"
"Ehh!? T-tidak......Mungkin lebih baik pergi setelah ujian akhir saja, yeah."
"Benarkah..."
Mereka telah sampai di taman di dekat rumah Asuna saat mereka berbicara, Ini adalah dimana Kazuto biasanya mengatakan perpisahan sebelum melepasnya. Asuna berhenti saat dia merasa berat hati sebelum berbalik. Dia melihat wajah Kazuto, dan pandangannya juga sama dengannya.
Jarak di antara mereka hanya kurang dari lima puluh sentimeter. Tiba-tiba, langkah berat yang dapat didengar dari belakang, dan secara refleks Asuna melangkah ke belakang.
Saat dia memutar kepala, sesosok manusia muncul berlari dari arah jalan berbentuk T. Orang itu adalah seorang pria pendek mengenakan pakaian hitam. Pandangannya terhenti pada Asuna dan Kirito sebelum mengatakan "Permisi," dengan suara keras.
"Erm, apa kau tahu dimana stasiun berada?"
Pria muda itu merendahkan wajahnya saat dia bertanya, Asuna menunjuk barat dengan tangan kirinya.
"Ikuti jalan ini sebentar, dan belok kiri ketika lampu lalu lintas pertama......lalu..."
Tiba-tiba, Kazuto, yang ada di belakangnya, secara paksa menarik bahu Asuna. Lalu dia melangkah ke depan sambil melindungi Asuna dibelakangnya.
"A-Apaa......"
"Kau....yang mengikuti kita dari Dicey Café bukan? Siapa kau?"
Dengan nada tajam, Kazuto mengatakan sesuatu yang bahkan Asuna tidak sadari. Dia lalu menarik nafas sambil melihat wajah orang itu sekali lagi.
Dia memiliki rambut panjang tidak rata yang kusut. Garis pipi yang kurus secara keseluruhan di tutupi oleh janggut. Di telinganya terdapat anting perak, dan di lehernya juga ada kalung perak. Dia memakai T-Shirt hitam yang memiliki warna yang sama dengan celananya. Sebuah rantai besi tergantung di pinggangnya membuat suara gemerincing. Kakinya memakai sepatu boot denga tali panjang yang terlihat berat di musim ini, dan secara keseluruhan dia memberikan kesan lusuh.
Mata sipitnya terlihat dari rambut berantakan dari dahinya, seolah-olah dia sedang tersenyum. Orang itu mengerutkan dahinya dan memiringkan kepalanya seolah-olah dia tidak mengerti apa yang Kazuto katakan—— lalu tiba-tiba, mata kecilnya bercahaya dengan sinar yang menakutkan.
"......Jadi serangan mendadak tidak bekerja, huh."
Dengan ujung mulutnya dengan erat , Asuna tidak tahu jika dia tersenyum atau jengkel.
"Sebenarnya siapa kau?"
Kazuto mengulang pertanyaannya. Pria itu mengangkat bahunya, menggelengkan kepalnya dua kali, tiga kali, sebelum dia menghela nafas panjang.
"Hei, hei, bukan begitu, Kirito-san. Apa kau melupakan wajahku...... oh, disana aku memakai topeng, bukan? Tapi...Aku tidak pernah melupakan tentangmu meskipun untuk satu hari."
"Kau......"
Ketegangan muncul di punggung Kazuto. Dia menarik kembali tangan kanannya saat dia merendahkan pinggangnya.
"——«Johnny Black»!"
Dengan teriakan pelan, tangan kanan Kazuto begerak cepat seperti cahaya dan memegang udara di punggungnya. Itu pernah sekali menjadi tempat pedang kesayangan «Black Swordsman» yakni «Elucidator».
"Bu... Ku... Kuhahahahahaha! Tidak ada pedang!!"
Orang yang dipanggil Johnny Black memutar bagian atas tubuhnya saat dia tertawa keras. Kazuto menurunkan tangan kanannya di saat seluruh tubuhnya tetap tegang.
Asuna tahu nama itu. Itu adalah nama yang aktif sebagai pembunuh di Aincrad, seorang yang terkenal bahkan di antara pemain merah. Berasal dari guild PK «Laughing Coffin» dan menjadi duo dengan «Red-eyed XaXa», yang membutuhkan lebih dari sepuluh orang untuk menangkapnya.
............XaXa. Dia pernah mendengar nama itu setengah tahun yang lalu. Orang yang dibalik insiden buruk «Death Gun Incident».
Dia mendengar itu setelah XaXa sendiri, Shinkawa Shouichi telah ditahan bersama adik mudanya, tapi meninggalkan rekannya saat pelarian. Orang ketiga, yang dia pikir telah tertangkap lebih dulu, namanya mungkin Kanemoto......dengan kata lain, seseorang yang didepannya adalah————
"Kau......masih melarikan diri?"
Kazuto berkata dengan suara serak. Johnny Black, Kanemoto tersenyum sambil mengulurkan kedua jari telunjuknya.
"Te——tentu saja. Kau pikir aku akan menyerah setelah XaXa ditangkap? Aku adalah anggota terakhir Laughing Coffin. Aku menemukan kedai kopi itu lima bulan lalu, dan aku telah mengawasimu hampir selama sebulan.....setiap hari dipenuhi dengan kebencian—"
Saat dia berbicara, Kanemoto memiringkan kepalanya ke kiri dan ke kanan.
"Tapi, Kirito-san, tanpa pedang......kau hanya seseorang yang terlihat lemah, bukan? Bahkan meskipun wajahmu masih sama, itu sangat sulit untuk berpikir bahwa kau adalah Swordsman-sama yang telah mengalahkanku dengan sangat memalukan."
"Itu juga berlaku untukmy......Apa yang dapat kau lakukan tanpa senjata beracun kebanggaanmu?"
"Hei, itu sangat tidak profesional untuk menilai senjata dari penampilannya."
Kanemoto menggerakkan tangan kanannya di belakang punggungnya dengan sangat cepat, dan menarik keluar sesuatu dari bajunya.
Itu adalah benda asing. Dari cylinder yang terbuat dari plastic halus, ada gagang kuat yang seperti mainan. Asuna berpikir itu hanya pistol air untuk sesaat, tapi dia menarik nafas saat dia melihat Kazuto menjadi sangat kaku. Kebingungannya berubah menjadi ketakutan saat Kazuto bersuara.
"Itu...... the «Death Gun»......!"
Tangan kananya menuju ke belakang, menyuruh Asuna untuk mundur. Di saat yang sama, dia mengarahkan ujung payung di tangan kirinya ke arah Kanemoto.
Satu langkah, dua langkah, saat dia tanpa sadar mundur ke belakang, mata Asuna masih fokus pada «Pistol» plastik. Itu bukan hanya pistol air, tapi suntikan menggunakan gas bertekanan tinggi, di dalamnya ada bahan kimia mengerikan yang dapat menghentikan jantung.
"Aku punya—, aku punya senjata beracun— Aku meminta maaf karena ini bukan pisau—"
Saat dia mengeluarkan jarumnya, yang satu-satunya bagian yang terbuat dari metal, Kanemoto membuat suara seperti tertawa. Kazuto memegang payungnya dengan kedua tangan sementara dengan hati-hati memperhatikan Kanemoto, lalu sambil bersuara pelan.
"Asuna, larilah! Panggil seseorang untuk membantu!"
Setelah beberapa saat dalam keraguan, Asuna mengangguk, lalu berputar dan mulai berlari. Dari belakang, suara Kanemoto dapat didengar.
"Oi, «The Flash»! Pastikan semua orang tahu.....bahwa orang yang mengambil hidup dari «Black Swordsman» adalah Johnny Black!"
Bell dari rumah terdekat sekitar tiga puluh meter.
"Seseorang......tolong!!"
Saat dia berlari sambil memanggil dengan suara paling keras. Bukankah salah untuk meninggalakan Kazuto dan berlari? ..... Jika kita bekerja sama, bukankah kita dapat menghentikan senjata itu? Dia melewati separuh jalan dan saat dia berpikir seperti itu, pada saat itu, sebuah suara terdengar di telinganya.
Seperti ketika tutup dari minuman bersoda terbuka, atau cat semprot yang digunakan, sebuah suara tajam terdengar. Tapi, dia segera mengerti maksudnya pada saat itu juga, Asuna menahan rasa takutnya, menghentikan langkahnya, terhuyung, dan menahan tangannya di batu basah.
Asuna perlahan menengok dan melihat melalui bagian atas bahunya.
Sebuah kejadian mengerikan terlihat di pandangannya.
Poros dari payung di tangan kiri Kazuto menusuk pada bagian bawah paha kanan Kanemoto.
Dan suntikan di tangan Kanemoto ditusuk pada bahu kiri Kazuto.
Secara bersamaan, tubuh mereka terpisah satu sama lain, sebelum terjatuh dengan keras di jalan.

Beberapa menit kemudian setelah kejadian itu terasa tidak nyata, itu seperti dia melihat film hitam putih.
Dia berlari menuju tubuh Kazuto yang tidak bergerak. Dia menarik Kazuto dari Kanemoto, yang memegang kakinya dengan kesakitan, "Bertahanlah," dia memanggilnya saat dia mengambil terminal mobile dari sakunya dan membukanya.
Dia tidak dapat merasakan apapun di jarinya, seolah-olah itu telah membeku. Ujung jarinya yang kaku mengoperasikan layar sentuh, dan dia melaporkan lokasi dan situasi pada operator dari pusat bantuan darurat, dengan terengah-engah dan kehabisan nafas.
Banyak penonton yang penasaran bermunculan. Lalu, seorang polisi muncul dari kerumunan. Asuna hanya dengan singkat menjawab pertanyaan saat dia dengan erat memeluk Kazuto.
Pernafasan Kazuto menjadi lambat dan pelan. Di bawah rasa sakitnya, dia membisikkan dua kata pendek. "Maaf, Asuna."
Beberapa menit kemudian yang terasa seperti keajaiban. Kazuto dibawa oleh satu dari dua mobil ambulans yang telah tiba, dan Asuna juga berada di mobil yang sama.
Saat Kazuto terbaring tidak sadarkan diri di tandu, seorang paramedis menggerakkan wajahnya di dekat wajah Kazuto untuk mengecek pernafasannya, lalu memanggil paramedis yang lain.
"Respiratory gagal! Berikan aku tas darurat!"
Untuk membantu pernafasan dengan cepat, mulut dan hidung Kazuto ditutupi oleh masker transparan.
Asuna entah bagaimana berhasil untuk menahan dorongannya tidak berteriak melalui tenggorokannya, saat dia menginformasikan pada paramedis nama bahan kimia yang secara ajaib dapat dia ingat.
"Erm, s-succinylcholine......dia telah disuntik dengan obat itu. Di bahu kirinya."
Paramedis itu melihat dia dengan takjub untuk sesaat, lalu dia memberi instruksi yang baru dengan cepat.
"IV suntik epinephrine......tidak, gunakkan atropine! Buatlah menjadi IV!
Sebuah jarum transfusi ditusuk di tangan kiri Kazuto, di bagian bajunya yang terkoyak. Mesin elektroda dari ECG monitor di taruh di dadanya. Sebagai tambahan suara udara di sekitar, suara sirine memecahkan keheningan.
"Detak jantung menurun!"
"Mulailah menekan jantungnya!"
Wajah Kazuto dengan kelopak matanya tertutup, terlihat sangat pucat di bawah panel internal LED light. "Tidak...tidak ... Kirito-kun...Bukan sesuatu yang seperti ini..." sebuah suara kecil yang keluar dari mulut Asuna tanpa dia sadari untuk sesaat.
"Detak jantung berhenti!"
"Teruslah menekan!"
Kirito-kun, ini bohong, bukan? Kau tidak akan meninggalkanku, bukan? Kau mengatakan bahwa kita akan terus bersama selamanya.....bukankah kau mengatakan itu?
Pandangan Asuna menunduk menuju terminal mobile yang ada ditangannya.
Hati yang terlihat di monitor itu perlahan berdetak sekali lagi, sebelum itu berhenti berdetak.
Angka monitor digital itu berubah dengan kejam dan berhenti di nol, saat semuanya menjadi hening.

Baca Online Light Novel Sword Art Online Jilid 9 : Alicization Beginning Prolog 2

Prolog 2 (Juni 2026)


Bagian 1


Sementara meminum kopi susu dingin, menikmati aroma yang menenangkan saat dia perlahan menelannya, Asada Shino mengeluarkan desahan panjang.
Dia melihat pemandangan yang samar-samar dari payung penuh dengan warna yang melintas melalui kaca jendela antik. Dia tidak menyukai hujan, tapi ada di bangku yang ada di kafe ini, yang terlihat seperti lorong yang tersembunyi, dan melihat pemandangan jalan basah yang tidak akan membuatnya murung. Perabotan di dalam kafe tidak memiliki tanda-tanda teknologi, dan aroma yang dikenalnya dari dapur di dalam konter yang membuatnya memiliki ilusi, seperti jatuh di perbatasan antara dunia nyata dan dunia virtual. Itu seolah-olah kelas di sekolah yang baru selesai satu jam yang lalu adalah pemandangan dari dunia yang berbeda.
"Hujannya cukup deras, bukan."
Itu membutuhkan waktu beberapa saat sebelum dia menyadari suara berat yang berasal dari konter yang tertuju padanya. Tentu saja, karena tidak ada pelanggan yang lain. Memfokuskan pandangannya ke arah pemilik kafe berkulit café au lait [1], yang sedang membersihkan gelas kaca dengan hati-hati, Shino menjawab.
"Ya, ini adalah musim hujan setelah semua. Kelihatannya itu akan terus hujan hingga sampai besok."
"Aku sangat yakin ini perbuatan penyihir Undine."
Raksasa bermuka menyeramkan itu mengatakan perkataan itu dengan wajah merah, sebelum tanpa sadar tersenyum masam.
".......Ketika kamu memberitahu lelucon, itu akan akan kehilangan efeknya jika kau membuat wajah seperti itu, Agil-san."
"Mu......."
Suasana di kafe dan bar, penjaga «Dicey Café» Agil meraba dahi dan mulutnya untuk membentuknya 'wajah seperti itu', dan kelihatannya dapat membuat anak kecil segera mulai menangis jika melihatnya, Shino yang melihatnya mengeluarkan sedikit tawa. Dia kemudian dengan cepat membawa gelasnya menuju mulutnya dan meminum kopinya.
Kenapa dia dapat menanggapi reaksi Shino? Tepat setelah Agil membuat wajah yang sangat menakutkan dengan cara yang menghibur tadi, bel pintu berbunyi. Pelanggan baru itu berhenti tepat saat dia baru satu langkah memasuki kafe itu dan melihat wajah pemiliknya lalu menggelengkan kepalanya sebelum mengatakan berkata.
".....Hei Agil, jika kau menyambut pelanggan dengan wajah itu setiap hari, kafe ini akan keluar dari bisnis dalam waktu dekat."
"B-Bukan seperti itu. Ini hanya permintaan spesial untuk lelucon."
".....Tidak, itu juga salah."
Saat dia membantah kesalahan Agil, dia memasukkan payungnya ke dalam tong wiski di dekat pintu sebelum melihat ke arah Shino dan mengangkat tangan kanannya.
"Otsu."
"Kau terlambat."
Dia sedikit meregut saat dia menjawabnya, orang yang ditunggunya——Kirigaya Kazuto menunduk sebelum minta maaf.
"Maaf, aku belum pernah naik kereta untuk beberapa waktu yang lama...."
Dia duduk di kursi yang sisinya berlawanan dengan Shino, lalu melepaskan kancing kerah kemejanya yang terbuka.
"Kamu tidak naik sepeda motor hari ini?"
"Aku tidak mau menaiki sepeda motor di waktu hujan....Agil, satu Caffe Shakereto untukku."
Shino melihat Kirito yang dengan santai memesan minuman yang tidak dikenalnya, lehernya sangat kurus seperti avatarnya di dunia virtual, wajahnya juga tidak dapat dibilang sehat.
"......Bukannya kau terlalu kurus? Kau seharusnya makan lebih banyak."
Shino mengatakannya sementara merengut, tapi Kazuto hanya menggerakkan tangannya.
"Mulai hari ini berat badanku mungkin akan kembali pada berat badan normalku bagaimanapun juga. Tapi dari hari Jumat sampai Minggu, tapi itu akan turun lagi....."
"Berlatih di gunung?"
"Tidak, tidak melakukan apapun selain tidur."
"Lalu kenapa kamu menjadi lebih kurus?"
"Tidak makan dan minum sama sekali."
".....Hah? Kamu bertujuan untuk mencapai penerangan?"
Shino memiringkan kepalanya saat dia tidak mengetahui maksud dari perkataannya, dan di saat itu, suara klik-klak yang pelan terdengar dari konter. Dia melihat pemiliki kafe itu sedang mengocok shaker perak dengan gerakan elegan yang tidak cocok dengan tubuh besarnya——tapi mengatakannya dengan kata seperti itu mungkin tidak sopan. Saat Shino melihatnya sementara memikirkannya, Agil perlahan menuangkan isi dari shaker itu ke dalam gelas coupe yang besar, sebelum meletakkannya ke atas nampan dan membawanya.
Gelas yang ditaruh di depan Kazuto berisi cairan cokelat muda dengan busa cokelat lembut yang ada di atasnya.
"Ini Caffe......Apakah ini sesuatu atau lainnya yang kau pesan untuk sekarang?"
Shino bertanya, Kazuto kemudian menggeser gelas dengan ujung jarinya menuju padanya. 'Itadakimasu,' dia mengangkat gelasnya sambil mengatakan itu, dan menaruh itu di mulutnya. Tekstur dari busa tebal dari krim lembut , rasa sejuk yang menenangkan, dan aroma kopi yang akhirnya keluar, setelah meminumnya, rasa manis yang sangat enak setelah merasakannya masih tetap terasa setelah meminumnya. Sangat berbeda dengan cafe au lait dingin yang bisa dibeli di mesin penjual di sekolahnya.
"..............Rasanya sangat enak."
Setelah Shino mengatakan itu, Agil membuat ekspresi puas sebelum memukul bagian atas lengan tebalnya.
"Tanpa tangan bartender yang hebat ini, itu tidak akan memiliki krim seperti itu."
"Tidak bisa berhenti membanggakan kemampuanmu bahkan semenjak kembali ke dunia nyata, huh. Kesampingkan dulu hal itu, Agil, aroma apa ini?"
Kazuto bertanya saat aroma itu tercium oleh hidungnya, pemiliki kafe itu menjelaskan suaranya dan menjawab.
"Kacang panggang bergaya Boston. Berasal dari tangan kuat ini....."
"Heh——, masakan dari kampung halaman istrimu, huh? Kalau begitu aku akan memesan itu."
Agil, yang perkataannya terpotong, berjalan pergi dengan dengan mulutnya membentuk へ, Kazuto mengambil gelas di depan Shino, kemudian meminumnya. Setelah menghembuskan nafasnya, dia memperbaiki posisinya yang ada di kursi, sebelum melihat lurus ke depan.
"...............Bagaimana dia sekarang?"
Dia mengerti maksud dari pertanyaan mendadak itu pada saat itu juga. Tapi, Shino tidak menjawabnya dengan segera, dia mengambil gelas dari tangan Kazuto lagi, kali ini dia meminumnya lebih banyak. Saat krim lembutnya mengalir di tenggorokannya, aroma yang harum masuk ke dalam hidungnya. Rangsangan tadi menghubungkan bagian pikiran di pikirannya, dan mengubahnya menjadi kalimat pendek.
"Ya..... Dia kelihatannya sudah cukup tenang."
Setengah tahun lalu, pada tahun 2025, insiden «Death Gun» terjadi.
Salah satu dari tiga pelakunya pada insiden itu adalah satu-satunya teman Shino, Sinkawa Kyouji, telah menerima pengecualian setelah masa percobaan yang panjang untuk kasus anak remaja, dan sekarang dia dipindahkan untuk ditempatkan di tempat rehabilitasi remaja bulan lalu.
Saat masa percobaan, dia hanya bersikeras untuk tetap diam, bahkan pemeriksaan yang dilakukan psikiater ahli tidak dapat membuatnya bicara, tetapi, di suatu hari setelah enam bulan setelah insiden tersebut, dia mulai setuju untuk menjawab pertanyaan dari psikiater, sedikit demi sedikit. Shino samar-samar dapat menebak alasannya. Enam bulan——lebih tepatnya seratus delapan puluh hari, adalah periode sewa pembayaran yang tidak terbayar dalam game VRMMO «Gun Gale Online». Saat periode waktu itu telah habis, diri lain dari Shinkawa Kyouji, atau dapat dikatakan sebagai dirinya yang sebenarnya «Spiegel» akan menghilang dari server GGO, yang membuat Kyouji akhirnya bersiap untuk menerima kenyataan.
"Aku berencana untuk mengunjunginya setelah dia sudah lebih baik. Aku pikir kali ini dia akan mengizinkanku untuk menemuinya."
"Aku mengerti."
Saat dia merespon pendek pada jawaban Shino, Kazuto melihat ke arah hujan. Setelah beberapa detik keheningan, Shino secara sengaja memecah keheningan dengan memasang ekspresi tidak puas.
"——Hei, normalnya pada saat ini, kau seharusnya menanyakan apa aku baik-baik saja, bukan?"
"Eh, ah, B-Baiklah, ——Erm, lalu bagaimana keadaan Sinon?"
Setelah kesuksesan yang jarang dari membuat Kazuto panik, Shino tersenyum saat dia merasakan perasaan puas.
"Aku sudah melihat semua koleksi dari film aksi lama yang kau pinjamkan. Adegan yang paling aku suka mungkin adalah adegan laki-laki yang menghindari peluru tembakan dengan menggelinding menuju tempat berlindung. Jika kau berpikir ingin kembali ke GGO, aku akan menunjukkannya di waktu pertemuan latihan berikutnya."
"J-Jadi seperti itu? Maka itu sangat bagus......Tolong supaya mudah....."
Pada senyuman sedikit kebingungan di wajah Kazuto, Shino menahan tawanya.
Rasa takut dari senjata api yang diderita Shino selama lebih dari lima tahun, bahkan sampai sekarang masih tidak dapat dianggap benar-benar menghilang sepenuhnya. Bahkan meskipun dia kelihatannya menyukai melihat film aksi, itu masih akan membuat jatungnya berdetak ketika dia tanpa sengaja melihat senjata api di poster yang ada di sudut kota, atau di jendela toko mainan. Ketika dia memikirkan itu sekarang, itu kelihatannya hanya reaksi kaget biasa. Karena dia tidak yakin bahwa dia tidak akan bertemu seorang kriminal yang memiliki senjata api di dunia nyata suatu hari.
Sebagai tambahan, Shino berpikir hilangnya reaksi kuat dari tekanan saat melihat gambar dan foto senjata api, seperti pingsan atau muntah, sudah lebih dari cukup. Dia juga tidak lagi merasa dikucilkan di sekolah. Sekarang dia bisa makan siang dengan beberapa temannya. Tetapi, itu membuat Shino sedikit berada di situasi yang rumit saat topik yang selalu mereka bicarakan mengenai tentang anak laki-laki yang menunggunya di depan gerbang sekolah untuk menjemputnya dengan sepeda motor.
Saat Shino tanpa sadar memikirkan hal itu, Kazuto sadar ekspresinya yang melunak, dan mengangguk.
"Jadi, semua hal mengenai insiden Death Gun sudah selasai, bukan?"
"Ya......Itu....Benar."
Shino juga perlahan mengangguk, sebelum menutup mulutnya. Ada sesuatu, dia kelihatannya sedang mengingatnya sesuatu dari ujung pikirannya dan mencoba menarik itu keluar, tapi sebelum dia dapat melakukan itu, penjaga kafe itu datang dari dapur sebelum meletakkan dua piring panas di meja.
Pemandangan dari kacang merah yang berwarna merah mengkilap dengan potongan daging yang ditaruh di bagian tengah membuat suara lapar dari perutnya, yang sudah memakan makan siang. Shino mengambil sendok seolah-olah dia tertarik pada itu. Pada saat itu juga, dia kembali sadar dan dengan cepat menarik tangannya sebelum mengatakan.
"Ah, A-Aku tidak memesan ini."
Lalu, ekspresi nakal samar-samar terlihat dari wajah kasar dari pemiliki kafe berbadan besar itu.
"Tidak apa-apa, itu adalah traktiran....dari Kirito."
Pada saat Kazuto yang mendengarnya membuka lebar mulutnya untuk memprotes, pemilik kafe tersebut sudah kembali ke konter dengan tenang. Saat Shino mencoba untuk menahan tawanya, dia mengambil sendok lagi sebelum sedikit melambaikannya pada Kazuto.
"Terima kasih atas traktirannya."
"......Ya, tidak apa-apa. Aku baru saja menyelesaikan pekerjaan sampinganku, jadi dompetku masih penuh bagaimanapun juga."
"Heh, jadi kau mengambil kerja sampingan? Pekerjaan apa itu?"
"Suatu hal yang kukatakan sebelumnya tentang tidak makan dan minum selama tiga hari. Sebenarnya, kita dapat berbicara tentang itu setelah menyelesaikan topik utama kita hari ini selesai. Untuk sekarang mari kita makan selama itu masih hangat."
Kazuto mengambil botol kecil mustard dan menuangkannya secara banyak di pinggiran piring sebelum memberikannya pada Shino. Shino juga melakukan hal yang sama lalu menggunakan sendok untuk mengambil kacang merah pada mulutnya.
Rasa khas dan sederhana dari masakan barat yang dapat terasa dari kacang merahnya, yang sangat lembut bahkan sampai ke bagian dalam dan melepaskan rasa yang sangat manis. Daging tebal yang tidak berlemak, yang terpotong kecil di dalam mulutnya.
"Ini juga.....Sangat enak."
Saat dia mengatakannya, dia melihat ke arah Kazuto yang sedang makan dengan cepat sebelum bertanya.
"Dia mengatakan ini gaya Boston bukan? Bumbu jenis apa yang dipakai?"
"Hmmm.... Aku melupakan namanya tapi, kelihatannya seperti sirup yang dibuat secara kasar. Apa namanya, Agil?"
Pemilik kafe itu, yang pergi kembali untuk menggosok gelas, menatap pada mereka dengan wajahnya terangkat sebelum menjawab.
"Molasses."
"Yeah, itu dia."
"Heh.... untuk masakan Amerika, aku berpikir kau hanya tahu hamburger dan ayam goreng."
Bagian terakhir dari perkataannya diubah menjadi bisikan, Kazuto memperlihatkan senyuman masam.
"Itu hanya prasangka. Aku juga banyak berbicara dengan pria baik yang ada di sana."
"Ya, pastinya. Beberapa hari yang lalu, aku sedang berbicara dengan perempuan dari Seattle di server internasional GGO selama tiga jam. Ah―, tapi.... hanya dia yang tidak bisa kumengerti....."
"Dia?"
Kazuto, yang sudah menghabiskan lebih dari setengah makanan di piringnya, mengulangi kata tersebut sementara masih mengunyah.
"Itu adalah topik hari ini bagaimanapun juga. Kau tahu tentang turnamen final individual Bullet of Bullet keempat minggu kemarin, bukan?"
Disingkat sebagai «BoB», itu adalah nama untuk turnamen battle royale untuk menentukan siapa yang terkuat di Gun Gale Online, Kazuto langsung mengangguk.
"Yeah, aku melihat siaran langsung dengan semua orang. Oh, aku belum mengucapkan selamat kepadamu. ......Sebenarnya, ini mungkin hasil yang sedikit mengecawakan Sinon. Bagaimanapun juga, selamat karena menjadi juara kedua."
"T.....Terima kasih."
Dia memperlihatkan wajah serius sementara mengatakan itu untuk menutupi perasaan malunya, lalu dengan cepat melanjutkannya.
"Kalau kamu sudah melihatnya siaran langsungnya maka ini akan jadi lebih cepat. Bahkan meskipun pemenangnya adalah player dengan nama «Satrizer»......Dia, ini adalah kedua kalinya dia menjadi pemenang."
Kazuto yang mendengarnya berkedip beberpa kali, dan kesadarannya kelihatannya mengikuti pandangannya menuju ke atas.
"Jika memikirkan tentang itu.... Di arena BoB ketiga yang aku ikuti, kau memberitahu tentang player dari Amerika yang hanya menggunakan pisau dan pistol tapi berhasil memenangkan turnamen pertama......————Eh, tapi aku sangat yakin semenjak turnamen kedua, servernya telah dibagi menjadi US dan JP, jadi itu tidak mungkin untuk terhubung dari Amerika, bukan?"
"Seharusnya memang seperti itu..... Sebenarnya, tidak ada player yang mendaftar dari Amerika waktu turnamen kedua dan ketiga. Tapi di waktu ini entah dia entah bagaimana bisa berhasil melewati pengamanannya, atau ada koneksi dari tim manajemen.......Tapi, entah bagaimana dia diterima. Pasti kau akan menyadari legenda «Satrizer» hanya dengan melihatnya bertarung sekali."
"Yeah. Bahkan meskipun itu melalui layar siaran langsung, aku menyadari bahwa Sinon bersemangat sekali."
Kazuto tersenyum pada saat mengatakan itu.Shino menjadi cemberut sebelum menjawabnya.
"B-Bukan hanya aku.Semua ketiga puluh peserta… bukan, karena dia tidak termasuk, semua kedua puluh sembilan peserta bersemangat juga. Dan bahkan ada beberapa diantara mereka yang kalah dengannya di turnamen pertama. Bahkan meskipun Amerika adalah rumah dari FPS, tetapi menerobos masuk ke dalam babak battle royale GGO Jepang, yang berasal dari mesin «The Seed»....namun ketika pertandingan itu terbuka....."
"Suatu pengulangan dari turnamen pertama...Bukan?"
Shino menggangguk dengan menonjol dan menekuk menjadi bentuk ヘ. Sendok di tangan kanannya membawa satu potongan daging tebal yang terakhir ke mulutnya, menikmati rasa yang sederhana namun dipenuhi dengan dari makanan itu membuatnya mengatur ulang pikirannya, dan ingatan tentang kejadian minggu lalu terlintas kembali.
"…Bahkan meskipun hasilnya seperti itu, topik itu masih terus menjadi pembicaraan mengenai kemenangan sempurnanya. Karena laki-laki itu, pada awalnya, tidak memiliki senjata apapun."
"Eh…hanya dengan tangan kosong?"
"Ya. Sebenarnya, sebagai ganti dari senjata, dia memiliki skill «Army Combative». Dia mengalahkan target pertamanya hanya dengan teknik gulat, merampas senjata dari targetnya, lalu menggunakannya pada target selanjutnya…Dia hanya mengulangi hal itu. Adegan dimana dia hanya menggunakan tangan kosong untuk mengalahkan player lainnya ketika mereka sedang mereload senjatanya tidak hanya terjadi dua ataupun tiga kali. Itu dapat dikatakan bahwa…pertarungannya berada pada dimensi yang berbeda…."
Shino bergumam sementara mengeluarkan nafas panjang, Kazuto melipat tangannya sebelum menggelengkan kepalanya.
"Tetapi…. Singkatnya, build[2] kekuatan Satrizer berdasarkan pada tipe serangan jarak dekat, bukan? Jika seperti itu, dia seharusnya tidak dapat membalas serangan dari jarak menengah atau jarak jauh, bukan? Sebaliknya, lebih dari setengah dari semua GGO player adalah pemain bertipe seperti itu juga…"
"Kau…Kau sebenarnya melihat adegan ketika aku kalah darinya, tidak?"
"Yeah, di ALO. Ketika Satrizer mendekati tempat persembunyianmu dengan garis lurus dan kurang dari 3 menit jaraknya, semua orang berteriak seperti『Bukan ke arah itu―!』atau『Sinon, di belakangmu―!』pada saat yang bersamaan."
"Yeah, seperti itu."
Shino menghela nafas besar panjang karena kekaguman dan di saat yang sama merasakan perasaan malu pada kejadian yang terlintas dipikirannya, sebelum mengatakan dengan nada tenang yang dapat dia katakan.
"Aku mendengar dari sebelas orang yang telah dikalahkan secara langsung olehnya setelah turnamen, hampir setiap orang dikalahkan dengan metode yang sama. Dia seharusnya tidak memiliki data tentang mereka, namun dia dapat membaca dengan jelas pergerakan mereka, saat dia menyergap mereka dalam jarak yang benar-benar dekat, membunuh mereka tanpa memberi meraka waktu untuk menggunakan senjata mereka. Aku tidak tahu tentang Amerika, tapi jauh sebelum seorang bertarung dengan teknik gulat di server JP, bahkan seseorang menggunakan pisau untuk bertarung belum pernah terjadi… "
"…Eh, aku mendengar setelah turnamen ketiga, jumlah player yang menggunakan light saber sudah meningkat juga…"
Pada Kazuto yang samar-samar mengatakan hal itu, Shino secara tanpa sadar memperlihatkan senyuman pahit.
"Itu… mereka hanya mencoba meniru pertunjukan mengesankanmu. Memang benar bahwa di awal tahun, ada beberapa player yang mencoba berlatih untuk memotong peluru dengan light saber, tapi kelihatannya tidak ada satupun yang benar-benar dapat melakukannya dengan sempurna."
——Bahkan meskipun dia berkata seolah-olah itu tentang orang lain, Shino sendiri juga telah membeli light saber berukuran kecil dan berlatih secara rahasia dengan mob tentara juga. Sebagai hasil dari perjuangan satu bulannya, selain tembakan pertama dari assault riffle yang cepat, dia masih belum bisa mencapai level yang dibutuhkan untuk mempertahankan dirinya dari serangan peluru beruntun, dan setidaknya mampu bertahan dari tiga tembakan beruntun, light saber itu tak bisa digunakannya di pertarungan yang sebenarnya. Impian untuk mencapai level Kazuto, yang dapat mempertahankan dirinya dari lebih dari 10 tembakan beruntun, tetaplah berakhir sebagai impian, dan dia pada akhirnya menyerah. Light saber itu sekarang hanya berperan sebagai jimat di dalam tempat penyimpannya.
Tetapi, jika saja waktu itu, dia mengeluarkannya dari tempat penyimpanannya dan mengequipnya di pinggangnya, dia berpikir jika dia mampu melukai Satrizer pada saat itu. Shino segera menggelengkan kepalanya. Ini bukan saatnya untuk memikirkan itu. Segera ganti pembicaraan, kembali ke topik.
"….Bagaimanapun juga, tidak ada seorangpun JP player yang bahkan mampu membidikkan senapan mereka padanya, lupakan menembaknya. Apa yang benar-benar mengerikan dari Satrizer bukanlah teknik serangan jarak dekatnya, tapi kemampuannya untuk memprediksi situasi pertempuran."
"Yeah....Aku mengerti...Tapi, apakah sesuatu seperti itu mungkin….? Itu masih mungkin jika melawan seorang pemula, tapi orang-orang yang berpartisipasi dalam pertempuran utama BoB adalah para veteran, kesempatan untuk memprediksi tindakan mereka dengan ketepatan seratus persen harusnya tidak mungkin ada…"
Pada perkataan Kazuto, yang ekspresinya dipenuhi dengan keraguan, Shino mengangkat bahunya secara perlahan sementara menjawab.
"Dia mengalahkan lebih dari sepuluh orang dengan cara yang sama. Jadi itu sudah tidak dapat dianggap sebagai kebetulan saja. Sebenarnya….bahkan meskipun mereka veteran, mereka mungkin masih berada pada pola yang sama mengenai tindakan mereka. Untuk daerah ini, mereka seharus mengambil posisi awal, atau menggunakan rute ini untuk pergerakan mereka, itulah hal yang mungkin menjadi celah dari teori para veteran itu." Saat dia berbicara, Shino merasa dia terlalu terlambat menyadari sebuah fakta tertentu dan menghela nafas pelan.
Pada waktu itu, tepat sebelum kesimpulan dari turnamen keempat BoB.
Shino, yang merupakan orang terakhir yang melawan Satrizer, sementara berada di sebuah sniping point[3] bersama Hecate II kesayangannya di atas lantai puncak dari bangunan yang sebagian besar telah runtuh. Prediksinya adalah, dari jendela dari lantai itu dia seharusnya dapat mengkonfirmasi posisi Satrizer, karena dia harusnya melintasi jalan yang ada dibawahnya.
Tetapi, musuh telah membaca prediksinya dan bersembunyi di dekat sniping pointnya di gedung yang ada di depannya. Menunggu sampai dia menyiapkan senapannya di bipod[4] dan berbaring dalam posisi tiarap……mendekatinya dari belakang, seperti seekor kucing yang menyerang mangsanya. Tetapi, Shino sebenarnya tidak ingin berada di lantai paling atas, namun lantai yang berada di bawahnya,yang ketinggiannya masih dapat menyediakan sudut yang cukup untuk melakukan tembakan. Alasan dia tidak melakukannya adalah karena adanya sebuah perpustakaan di lantai bawah itu. Ingatan yang terbangun kembali dari satu-satunya tempatnya bersantai di waktu SMP telah mengganggu konsentrasinya. Di saat Shino menyadari bahwa dia kehilangan pikirannya untuk sesaat, dia telah sampai di lantai paling atas. Dan di dalam bayangan lantai itu, ada musuh yang telah menunggunya dengan sebuah serangan kejutan….
Dengan kata lain, Satrizer dapat memprediksi bahwa Shino tidak akan berada di lantai dengan perpustakaan di dalamnya tapi dia akan mempersiapkan posisi sniping-nya di lantai atasnya. Tetapi, alasan dia mengganti posisi sniping point-nya bukanlah keputusan masuk akal yang diambil seorang sniper, tapi itu adalah sebuah alasan pribadi secara keseluruhan. Bisa membaca tindakan sniper Sinon adalah satu hal, tapi dia seharusnya tidak dapat melihat pada Asada Shino si kutu buku di dunia nyata. Mungkinkah itu hanya sebuah kebetulan Satrizer memutuskan untuk mengambil lokasi persembunyian di lantai atas di bangunan yang sama? Ataukah dia melihat perpustakaan itu dan meyakini bahwa Shino tidak akan memilih tempat itu untuk suatu alasan……?
Jika alasan kedua adalah jawabannya, dia tidak memiliki dasar prediksinya berdasarkan data ataupun pengalaman. Tapi melalui sesuatu yang melampaui kategori skill dalam player VRMMO game…yaitu membaca pikiran orang lain....
"....non. Oi, Sinon."
Dengan ujung jari dari tangan kanan yang terulur dan berada di tengah udara, Shino meringis dan mengangkat wajahnya. Saat matanya bertemu dengan wajah cemas Kazuto, dia dengan cepat berkata.
"Ah…..M-Maaf? Sampai dimana kita bicara barusan?"
"Pola gerakan player veteran, dan teorinya."
"O-Oh. Baiklah...Yeah, untuk alasan itu…aku berpikir player yang tidak menggunakan pola- pergerakan itu, yang tindakannya tidak berdasarkan pada teori, seharusnya mampu untuk mengambil posisi di belakang Satrizer...."
Dia berkata seperti dengan sikap setengah otomatis, saat dia akhirnya memahami dasar dari alasan dia memanggil Kazuto hari ini. Dia mengganti suasana hatinya, dan meminum air dingin dari gelas, yang dimana es di dalamnya hampir seluruhnya telah mencair, tapi hawa dingin yang menusuk punggungnya tidak akan hilang dengan mudah.
Ya.... Dia perlahan merangkak dan menangkap Shino dari belakang, mengalahkannya hanya dalam waktu beberapa detik, saat Satrizer menghentikan pernafasannya dan di berada di perbatasan dari kehilangan garis terakhir dari HP gauge-nya, dia berbisik dengan suara pelan. Pada saat itu, dia tidak dapat memahami arti dari bisikan dalam Bahasa Inggris, yang hampir seperti bisikan pelan, dan sekarang kata-kata itu kembali terdengar di dalam telingannya di saat dia memikirkan tentang hal itu.
『Your soul will be so sweet.』
Itu memiliki arti yang tidak biasa. Di dalam sebuah net game PvP, itu akan menjadi pidato yang dikatakan seseorang di akhir pertarungan, atau hanya sebuah ucapan selamat tinggal kasar yang dikatakan oleh banyak player. Hanya roleplaying, hanya itu saja.
Setelah mendengarkan dirinya mengatakan itu, Shino dengan santai membuka kembali pembicaraan mereka dengan nada gembira.
"....Jadi berbicara mengenai seseorang yang menantang teori, «tanpa alasan-tanpa perasaan-tanpa kepedulian», bukankah hanya nama satu orang yang akan muncul? Ini mungkin sedikit terlalu awal, tapi aku memikirkan memesan tempat dalam BoB kelima untuk orang itu——"
Dia lalu membuat tangan kanannya menjadi bentuk sebuah pistol, dan mengacungkannya pada Kazuto yang duduk di depannya.
"Jadi, undanganku itu untukmu."
"E….Ehhh, aku?"
Saat dia memperlihatkan senyuman kepada temannya yang terkejut, dia memberikan pidato yang telah dipersiapkannya di waktu yang sama.
"Tentang itu, aku tidak akan mengatakan suatu hal yang tidak beralasan seperti memintamu untuk menconvert karaktermu dari ALO ke GGO lagi, Aku hanya meyakini bahwa kau sedikit memiliki hutang padaku. Hei, setelah itu, apakah senjata legendaris itu nyaman untuk digunakan?"
"Uu."
Kazuto——pedang emas panjang Kirito, «Excaliber» yang dia miliki di «ALfheim Online» adalah apa yang Shino ambil tepat sebelum pedang itu menghilang menuju lubang tanpa dasar. Seolah-olah dia telah menghadiahkannya item yang benar-benar langka, yang mungkin hanya ada satu di setiap server, dia memiliki hak untuk mengatakan sesuatu sesuai keinginanya. Juga, itu akan menarik bagi Kazuto untuk mampu bertarung melawan seorang musuh yang kuat.
Seolah-olah dia tidak ingin mengkhianati harapan Shino, Kazuto menjelaskan suaranya sebelum berbicara.
"Aku juga memiliki perasaan untuk menginginkan bertarung melawan Satrizer… Tapi, aku berpikir alasan utamanya adalah aku, yang merupakan pemula dalam mengunakan senjata api, memiliki kesempatan untuk berdiri di turnamen terakhir, karena peserta yang lain belum berpengalaman dalam pertarungan melawan seorang pengguna pedang. Tetapi, setelah mendengarkan ceritamu hingga sejauh ini, Satrizer kelihatannya adalah ahli pertarungan jarak dekat selain seorang ahli menembak, bukan? Aku berpikir apakah aku punya kesempatan untuk menang…."
"Apa maksud dari komentar lemah itu, ini sama sekali tidak seperti dirimu. Memang benar dia kuat, tapi dia masih seorang player VRMMO, berbicara seperti pro vs amatiran itu hanya…."
"Ya, seperti itu."
Kazuto menyandarkan punggungnya pada kursi kayu bergaya kuno itu, dengan tangannya diletakkan di belakang kepalanya.
"Apakah Satrizer benar-benar seorang amatir…benar-benar hanya seorang VRMMO player?"
"…Apa maksudmu? Jika dia bukan seorang player maka siapa sebenarnya dia?"
"Seorang professional. Yang tujuannya bukan untuk bermain, tapi untuk berlatih dalam pertarungan senjata api. Seperti seorang prajurit… atau anggota satuan khusus kepolisian."
"Eh―!? Kau tidak dapat mengatakan sesuatu seperti itu?"
Pada saat Shino yang memperlihatkan sebuah senyuman pahit saat dia meyakini bahwa tadi adalah lelucon, Kazuto tetap mempertahankan ekspresi saat dia melanjutkan.
"Aku membacanya dari situs berita jadi aku masih tidak mengetahui detail secara keseluruhnya...tapi, kelihatannya tentara dan kepolisian di beberapa negara, juga perusahaan pertahanan swasta dan sesuatu seperti itu telah menerapkan teknologi FullDive ke dalam latihan mereka. Setelah mengasah skill mereka di dalam dunia virtual, bukankah dapat kau berpikir bahwa mungkin saja seorang yang disebut professional itu mengetes kemampuannya dengan berpatisipasi dalam BoB?"
".....Itu, tidak mungkin ...."
Saat Shino hendak mengatakan bahwa Kazuto terlalu banyak membaca pada itu, Dia mengingat kembali ketajaman kemampuan membaca pikiran Satrizer dan kehalusan dari pergerakannya. Cara bertarungnya dapat dideskripsikan sebagai sebuah mesin petarung, berpikir tentang itu, itu sudah pasti bahwa itu melampaui level seorang gamer amatiran.
Tetapi, jika orang itu benar-benar seorang prajurit professional atau polisi, kenapa dia membisikan kata-kata itu tepat sebelum dia mengalahkan targetnya? Your soul will be so sweet, untuk berkata sesuatu seperti itu....dia memang benar-benar seorang «Professional» namun daripada seorang prajurit, dia adalah seorang pembunuh bayaran.......
Pada titik itu, Shino secara paksa menghentikan pemikirannya. Semua dunia virtual termasuk GGO ada untuk tujuan bersenang-senang. Itu tak ada hubungannya dengan seseorang seperti Satrizer di dunia nyata. Berikutnya, jika dia bertemu dengannya di medan pertempuran, dia akan menembaknya hingga tubuhnya hancur dengan kaliber lima puluh miliknya. Seolah-olah dia puas dengan keputusannya, dia mengatakan pernyataan yang jelas.
"Tidak peduli siapapun dia, di GGO kondisi kita semua sama! Aku tidak akan kalah pada lawan yang sama untuk kedua kalinya,a ku pasti akan menang di waktu berikutnya, aku akan menggunakan semua metode untuk mencapainya!"
"...«Metode» itu adalah aku, bukan?"
"Salah satu metode, lebih tepatnya."
Hah? Sementara Kazuto memperlihatkan ekspresi wajah yang seperti mengatakan itu, Shino memperlihatkan sebuah senyuman sementara dia memberikan penjelasan tambahan.
"Itu akan mengkhawatirkan jika kau sendirian saja melawan seorang ahli pertarungan jarak dekat, jadi aku sebenarnya memanggil orang lain ke sini. Tapi dia sebagian besar berperan sebagai penahan, mencegahmu untuk tidak berlarian secara tidak teratur, dengan kata lain sebuah pengatur."
"P -Pengatur?"
Kazuto yang mengulangi kata itu, kelihatannya dapat merasakan sesuatu dari kata itu, Gatan, kursinya mengeluarkan suara seperti itu saat dia memperbaiki posisi duduknya. Dia lalu mengeluarkan sebuah mobile terminal tipis dari sakunya, menggerakkan jarinya di atas layarnya. Dia lalu mengangkat wajahnya dan mengatakan sesuatu pada Shino dengan senyuman pahit.
"Aku mengerti."
"…Apa yang kau lihat?"
Kali ini Shino memiringkan kepalanya. Kazuto lalu menaruh terminal tadi di atas meja, dan menyorongkannya secara perlahan pada Shino. Melihat pada monitor empat inci dengan ketepatan yang tinggi itu, dia melihat peta area Okachimachi dengan coffee shop ini sebagai pusatnya. Ada setitik cahaya biru yang berkedip sepanjang rute dari arah stasiun menuju toko ini.
"Apa titik biru ini?"
"Orang yang sedang Sinon tunggu akan segera datang. Sekitar seratus meter lagi."
Itu seperti yang Kazuto katakan, titik cahaya tadi bergerak menuju toko ini. Menyeberangi perempatan, memasuki gang, sampai di bagian tengah peta tadi, dan pada saat itu juga.
Kararan,bel pintu itu berbunyi, Shino mengangkat wajahnya. Seseorang yang memasuki toko itu melipat payungnya, rambut panjang chestnutnya terurai ke bawah pada saat dia melihat ke arah Shino. Dari sini, sebuah senyuman cerah terlihat seolah-olah musim hujan ini telah berakhir sedikit lebih awal.
"Yaho―, Sinonon!"

Bagian 2


Saat nama panggilan yang tidak pernah dipanggil darinya lagi begitu selama lebih dari 5 tahun, Shino dengan hati-hati berdiri sambil memperlihatkan sebuah senyuman cerah.
"Asuna, halo."
Yuuki Asuna membuat suara bersemangat dari alas lantai kayu yang asli ketika dia berjalan di atasnya, kedua gadis itu menghubungkan jari-jari mereka satu sama lain dalam sebuah suasana reuni yang menyenangkan. Sementara mereka berdua duduk di kursi yang saling bersebelahan, Kazuto, yang menunjukkan sedikit ekspresi kekaguman bertanya.
"Kalian berdua…sejak kapan kalian menjadi sedekat ini?"
"Huh? Sebulan yang lalu aku bahkan menghabiskan malam dengan menginap di rumah Asuna."
"A-Apa!? Dan aku bahkan belum pernah sekalipun berkunjung ke rumahnya."
"Bukannya Kirito-kun adalah seseorang yang mengatakan "aku harus mempersiapkan pikiranku terlebih dahulu" dan melarikan diri?"
Sementara Asuna menjadi sedikit merengut, Kazuto meminum Caffè Shakeratonya dalam sikap malu. Pada kondisi itu, Asuna tidak dapat melakukan apapun selain dari tersenyum seolah-olah dia berpikir "Tidak ada yang dapat dilakukan" lalu dia menyadari Agil, yang memberikan segelas air dingin dan handuk padanya, jadi dia segera berdiri, bangkit dari kursinya sebelum segera menunduk.
"Maaf karena aku baru datang untuk waktu yang lama, Agil-san."
"Selamat datang——Ini benar-benar mengingatkanku waktu ketika kalian berdua menginap di lantai dua tokoku."
"Bahkan meskipun kau berkata begitu, tapi kita masih menumpang di tokomu di Yggdrasil City sampai saat ini…Hmm, apa yang harus aku pesan hari ini…"
Saat Asuna, yang kelihatannya adalah teman lama dari si pemilik toko bertubuh besar ini, melihat daftar menu yang sangat banyak, Shino mengintip lagi ke arah mobile terminal Kirito yang berada di atas meja. Blip[5] berwarna biru itu masih tetap berada di tempatnya, dengan tepat menutupi lokasi dari coffee shop ini.
"…. Kalau begitu, aku akan memesan Ginger Ale. Yang paling pedas."
Setelah Asuna menyelesaikan pesanannya dan Agil kembali ke konter, Shino berkata sementara tersenyum.
"Hei, apakah kalian berdua saling memonitor koordinat GPS kalian masing-masing? Kelihatannya kalian berdua memiliki hubungan yang sangat baik."
Kazuto lalu memperlihatkan tatapan serius sementara dia melambaikan tangan kanannya sambil berkata "Tidak, tidak, tidak."
"Itu hanya memperlihatkan koordinat secara lengkap dari terminal Asuna, dan juga itu tidak membutuhkan pengoperasian dari Asuna, tapi punyaku tidak sederhana seperti itu. Asuna, perlihatkan itu padanya."
"OK."
Asuna menggangguk dan mengeluarkan mobile terminal miliknya dari tas yang tergantung di belakang kursi, sebelum menyerahkan itu dalam mode layar standby kepada Shino. Saat dia menerimanya dan melihat, monitor yang terpasang dengan wallpaper animasi yang manis.
Di bagian tengah dari layar tersebut terdapat hati merah muda yang terikat dengan pita merah, yang berdetak dalam jarak waktu sekitar satu detik sekali. Di bawah hati itu terdapat dua baris dari beberapa angka, yang artinya tidak dimengerti oleh Shino. Angka [63] di sisi kiri terlihat dengan ukuran besar, dan angka [36.2] yang lebih kecil berada di sisi kanan. Sementara Shino memiringkan kepalanya, angka di sisi kiri naik menjadi 64.
"Apa itu...."
Di saat Shino hendak bertanya "Apa itu sebenarnya", Kazuto yang kelihatan malu berkata, "Jangan menatapku seperti itu." Dan pada saat itu, Shino akhirnya menyadari arti dari layar standby ini.
"Ehh…. Ini….mungkinkah ini….detak jantung dan suhu tubuh Kirito?"
"Itu benar―Seperti yang diharapkan dari Sinonon, kau memiliki intuisi yang bagus."
Asuna berkata sambil bertepuk tangan. Setelah Shino mengalihkan pandangan matanya diantara mobile terminal dan wajah Kazuto beberapa kali, dia menanyakan pertanyaan pertama yang terlintas di dalam pikirannya.
"T-Tapi…. Bagaimana jenis mekanismenya…?"
"Ada di sini dibawah kulitku…"
Kazuto menyentuh pada bagian yang hampir berada di bagian tengah dadanya dengan ibu jari kanannya. Dia kemudian mengulurkan tangannya pada Shino, dan membuat celah berukuran sekitar lima millimeter menggunakan dua jarinya.
"Ini adalah sensor sangat kecil yang tertanam. Dia memonitor detak jantung dan suhu tubuh, dan mengirimkan datanya ke terminal mobileku melalui radio. Dari itu, hampir semua informasi di waktu yang sekarang dikirimkan ke terminal Asuna melalui jaringan."
"Ehhh, sensor tubuh?"
Kali ini Shino yang benar-benar terkejut, saat dua menjadi tidak dapat mengatakan apapun selama sekitar 2 detik sebelum mulai untuk berbicara.
"K-Kenapa kau melakukan hal seperti itu… Ah, apa mungkin itu sebuah sistem pencegahan perselingkuhan?"
"T-Tidak, tidak!"
"Tidak—!"
Reaksi Kazuto dan Asuna benar-benar sama secara sempurna saat mereka menggelengkan kepala mereka berulang kali.
"Tidak, itu adalah ketika aku mulai melakukan pekerjaan sampingan ini, mereka menyarankan agar aku menanamkam benda ini, karena akan jadi sangat merepotkan untuk menempelkan elektroda setiap hari. Setelah aku memberitahu Asuna tentang itu, dia secara kuat mendesakku untuk mendapatkan data vital itu. Dia lalu memaksaku untuk memasangkan aplikasinya, dan menginstallnya di terminalnya."
"Itu karena―aku tidak ingin dari suatu perusahaan yang tidak diketahui memonopoli data kesehatan Kirito-kun. Aku menolak menanamkan sesuatu yang asing ke dalam tubuhnya pada awalnya."
"Eh, bukankah kau kelihatan senang kapanpun kamu melihat monitor itu setiap waktu ketika kamu memiliki waktu bebas, jadi kenapa kau mengatakan hal tersebut?"
Pada perkataan Kazuto tersebut, pipi Asuna samar-samar menjadi berwarna merah.
"Aku entah bagaimana merasa tenang ketika melihat pada itu. Memikirkan jantung Kirito-kun yang sedang berdetak, seolah-olah kita sedang berjalan bersama-sama…."
"Uwa, Asuna, itu terdengar sedikit berbahaya entah bagaimana."
Sementara Shino tertawa, dia menatap pada terminal yang ada di telapak tangannya sekali lagi. Detak jantung itu telah bertambah cepat menjadi 67, sementara itu suhu tubuhnya juga sedikit bertambah. Meskipun Kazuto membuat ekspresi kosong saat dia meminum air itu dengan cepat, data ini menunjukkan bahwa dia sebenarnya sangat malu.
"Hahaha, aku mengerti….Itu benar…Entah kenapa…Itu akan sangat bagus…."
Ketika dia menyadari dia tanpa sengaja bergumam seperti itu, Shino dengan cepat mengangkat wajahnya, dan menggelengkan kepalanya pada Kazuto dan Asuna yang berkedip karena terkejut.
"Ah, tidak…Itu…Tidak ada arti dibalik itu, seperti itu. Sebenarnya…G-GGO juga memiliki sensor detak jantung, itu adalah tambahan untuk situasi pertempuran dengan jarak penglihatan yang buruk, itu tidak memiliki penambahan yang feminim seperti ini, itulah apa yang baru saja aku pikirkan."
Sementara dia dengan cepat mengembalikan terminal itu ke tangan Asuna, dia melanjutkan berbicara.
"O-Oh, aku hampir lupa topik utama hari ini. Hmm, aku bertanya pada Asuna melalui email tentang turnamen kelima di GGO, bisakah kamu berpartisipasi? Karena ini melibatkan mengkonversi karakter, aku tidak memaksamu untuk menyetujui melakukan hal itu."
"Ah, tentang itu, sama sekali tidak masalah. Aku memiliki sub-account di ALO jadi rumah dan item dapat ditinggalkan pada account itu untuk diurus."
Senyuman bahagia Asuna dan nada yang halus membawa kembali Shino menuju keadaan tenangnya, dia mengambil nafas dalam sebelum berkata.
"Terima kasih, dengan bantuan Asuna, itu akan seperti memberikan sebuah pemukul besi kepada ogre, atau memasang senapan mesin di dalam bunker. Aku berpikir kau akan membutuhkan beberapa hari waktu untuk berlatih menggunakan photon sword untuk mengejar waktu."
"Ya, aku akan mengkonversi karakter sekitar satu bulan sebelum turnamen, aku akan membutuhkanmu untuk memanduku menuju ke kota jika memang begitu."
"Tentu saja. Makanan di GGO juga tidak bisa diabaikan. Kalau begitu….mungkin ini sedikit terlalu awal, tapi aku akan berada dalam penjagaanmu."
Tangan kanan Shino yang terulur ditutupi oleh jari ramping Asuna. Setelah saling mengenggma tangan mereka satu sama lain dengan erat, Shino mengetuk permukaan meja dengan tangannya sekali.
"Jadi, topik utama sekarang telah mencapai kesimpulannya. Mari lihat, berikutnya..."
Dia berkata saat dia menatap pada wajah Kazuto, sementara dia masih mengunyah es yang tersisa dari sisi meja yang berlawanan.
"Haruskah kita mendengarnya secara hati-hati sekarang? Tentang pekerjaan sampinganmu yang mencurigakan. Pekerjaan jenis apa itu? Tapi bahkan jika kita bertanya, mengenai Kirito, kemungkinan itu akan menjadi alpha testing dari suatu jenis game VRMMO baru."
"Sebenarnya, itu sama sekali tidak benar, tapi itu tidak jauh dari hal itu."
Kazuto menggangguk saat dia memperlihatkan senyuman pahit, kemudian menyentuh sensor mikro yang tertanam di bagian atas dari jantungnya dengan ujung jarinya.
"Bagian test player memang benar. Tapi apa yang aku test bukanlah aplikasi game, tetapi sebuah BMIBrain Machine Interface dari FullDive sistem yang baru."
"Heh!"
Shino terkejut, sementara pandangan matanya masih menatap pada Kazuto.
"Itu berarti, generasi selanjutnya dari Amusphere akhirnya akan segera dirilis? Jangan-jangan, sebagai tester untuk perusahaan milik ayah Asuna?"
"Salah, ini tidak ada hubungannya dengan RECTO. Bagaimana aku mengatakannya….entah bagaimana aku masih tidak mengerti gambaran keseluruhan tentangi perusahaan itu…Itu adalah perusahaan tidak terkenal yang namanya aku belum pernah dengar sebelumnya, dan juga perusahaan itu memiliki dana yang cukup banyak yang mampu memenuhi anggaran pengembangannya. Mungkin ada sebuah organisasi besar yang membantu mereka dalam hal pendanaan..."
Melihat ekspresi wajah Kazuto yang tidak jelas, Shino memiringkan kepalanya ke kanan dan bertanya.
"Heh....Apa nama perusahaannya?"
"«RATH»"
"Itu terdengar sangat biasa, tapi aku juga belum pernah mendengar nama perusahaan seperti itu sebelumnya. Hmm, apa ada istilah Bahasa Inggris untuk nama itu…?"
"Aku memikirkan hal yang sama juga, Asuna mengetahui tentang itu bagaimanapun juga."
Duduk di samping Shino, Asuna meminum ginger ale-nya sebelum mengganguk dan menjawab.
"Dalam 『Melalui Kaca Yang Terlihat, dan Apa Yang Alice Temukan Disana』terdapat sebuah kalimat pada 『Jabberwocky』yang mengatakan ada makhluk yang keluar dari dalam mimpi. Kelihatannya makhluk itu di gambarkan sebagai seekor babi atau seekor kura-kura." "Hehhh…."
Bahkan mekipun itu adalah buku yang pernah dia baca di waktu yang dulu, dia tidak terlalu mengingat kalimat seperti itu sama sekali. Shino membayangkan makhluk aneh dengan kepala babi yang menjulur keluar dari tempurung lingkaran, sembari ia lanjut bertanya,
"RATH…kalau begitu, mereka adalah perusahaan independen yang bertujuan mengembangkan mesin FullDive generasi selanjutnya untuk dijual? Tapi bukankah pengembangan Amusphere telah dilakukan oleh beberapa perusahaan?"
"Tidak, aku tidak berpikir seperti itu…."
Kazuto bergumam dalam nada tidak berganti, nada tidak jelas.
"Mesin utamanya sangat besar. Menambahkan dengan konsol dan peralatan pendinginnya secara keseluruhan, itu dapat dengan mudah memenuhi seluruh ruangan ini….Meskipun mesin eksperimen FullDive generasi pertama memang sebesar itu, mulai dari situ, ukuran Nerve Gear akan tetap sama untuk lima tahun mendatang. Dan Amusphere 2 (sementara) yang pengembangan utamanya dipimpin oleh Recto akan dijual tahun depan juga…oops, itu seharusnya adalah sesuatu yang dirahasiakan."
Sementara Kazuto mengangkat bahu, Asuna memperlihatkan senyuman kecil sebelum berbicara.
"Tidak apa-apa, mereka akan mengumumkan hal itu di Tokyo Game Show bulan depan bagaimanapun juga."
"Ah, jadi RECTO akan ikut berpartisipasi juga…Aku berharap itu tidak akan terlalu mahal…."
Asuna menatap Shino, yang matanya melihat ke atas, anak perempuan dari direktur perusahaan itu kemudian membuat eskpresi serius yang sama dan mengangguk dengan dalam.
"Aku berharap seperti itu juga―Namun untuk sekarang ini harganya masih belum diputuskan…Sebenarnya, meskipun aku telah puas dengan ALO dan benar-benar tidak memiliki rencana membeli perangkat yang baru, mereka mengatakan bahwa perangkat baru ini akan memiliki kecepatan penghubung yang jauh lebih tinggi. Dan itu akan cocok dengan softwarenya juga."
"Jadi begitu. Kuu―, seharusnya aku mencari pekerjaan sampingan juga…″
Mengkesampingkan data di buku tabungan yang muncul di dalam pikirannya, Shino melanjutkan untuk menanyakan Kazuto pertanyaan lainnya.
"……Baiklah, jadi mesin FullDive besar perusahaan RATH tadi tidak dimaksudkan untuk penggunaan rumah? Apakah itu untuk penggunaan bisnis?"
"Tidak, aku pikir itu belum sampai pada tingkatan seperti itu.Pertama, secara tegas dapat dikatakan, mesin itu sebenarnya menggunakan teknik FullDive yang berbeda."
"Berbeda...? Bukankah ini tentang menciptakan sebuah dunia VR menggunakan poligon, dimana seorang user dapat Dive ke dalamnya? Apa yang kau rasakan di dalam dunia itu?"
"Aku tidak tahu."
Kazuto mengangkat bahu, lalu mengatakan sesuatu yang tidak terduga dengan nada biasa saja.
"Dikarenakan perlindungan keamanan, ingatan dari dunia yang dibuat oleh mesin itu tidak dapat dibawa keluar ke dunia nyata. Semua hal yang kulihat atau yang kulakukan saat test, aku sekarang ini tidak memiliki satupun ingatan tentang itu."
"H….Hah!?"
Shino tanpa sengaja berteriak dengan suara keras, kemudian menurunkan suaranya sebelum bertanya.
"Tidak dapat membawa keluar…Ingatan? Sesuatu seperti itu…Bagaimana mungkin? Apa mungkin bahwa kau dihipnotis setelah kau menyelesaikan testnya?"
"Tidak, tidak, itu hanya murni menggunakan mekamisme elektonik. Tidak...itu dapat disebut sebagai quantum......"
Kazuto yang memotong kata-katanya sendiri kemudian memandang sekilas pada mobile terminal yang berada di atas meja.
"Jam setengah lima, huh. Sinon, Asuna. Apa kalian masih memiliki banya waktu? "
"Ya."
"Itu sama sekali bukan masalah untukku."
Saat mereka berdua menggangguk pada saat yang bersamaan, Kazuto menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi kayu antic itu——
"Baiklah kalau begitu, biarkan aku memulai penjelasan dari dasarnya. Pertanyaan mengenai….teknologi «Soul Translation»."
Kazuto mengatakan sesuatu kata yang tidak dikenalnya secara perlahan.
Entah kenapa, itu terdengar seperti nama sihir di dalam game. Shino berpikir seperti itu. Dia merasa tidak nyaman mendengar kata-kata yang berhubungan dengan teknologi terbaru. Asuna di sampingnya sedikit memiringkan kepalanya saat dia berguman bergumam.
"Jiwa....?"
"Pertama kali aku mendengarnya, aku juga berpikir bahwas itu adalah nama yang sedikit berlebihan juga."
Kazuto dengan perlahan mengangkat bahunya sebelum melemparkan sebuah pertanyaan secara mendadak.
"Pikiran manusia, dimana kau pikir itu berada?"
"Pikiran?"
Shino hampir menyentuh bagian tengah dari dadanya secara refleks, dia kemudian menjelaskan suaranya saat dia menjawab.
"Di dalam kepala...otak, bukan?"
"Kalau begitu mari kita memperbesar otak itu, dimana pikiran itu seharusnya berada sekarang?"
"Dimana..."
"Otak, atau dengan kata lain, kumpulan dari sel otak. Lihat ini…"
Kazuto mengulurkan tangan kirinya dengan jarinya yang terulur menuju Shino. Dia lalu menyentuh bagian tengah telapak tangannya dengan jari telunjuk kanannya, sebelum menggerakan jari tersebut di seluruh telapak tangannya.
"Yang berada di bagian tengsh adalah nucleus, dan yang membungkusnya adalah badan sel…"
Setelah menyentuh kelima jarinya satu sama lain, dia menarik garis dari pergelangan tangannya menuju sikunya.
"Ini semua adalah dendrit[6],yang terhubung dengan Akson[7], menghubungkan sel ini menuju sel selanjutnya. Dimanakah pikiran berada di dalam struktur sebuah sel otak ini? Di nukleus[8]?Mitokondria[9]?"
"Hmm….."
Asuna menjawab sebagai pengganti dari Shino, yang sedang berguman.
"Kirito-kun, bahkan meskipun kau baru saja mengatakan «menghubungkan sel ini menuju sel selanjutnya», bukankah pikiran adalah suatu jaringan yang menghubungkan banyak sel otak secara sekaligus. Hampir sama seperti…pertanyaan tentang «Apa itu internet», jawabannya tidak akan muncul bila hanya memperhatikan satu komputer saja."
"Yeah."
Sementara mereka kelihatannya mendapatkan gambaran tentang itu, Kazuto mengangguk dengan dalam.
"Jaringan sel otak sudah pastinya adalah pikiran itu.Aku juga berpikir bahwa ini adalah jawaban yang tepat dalam situasi seperti sekarang ini. Tetapi…sebagai contohnya, untuk pertanyaan «Apa itu internet», jika diselidiki secara mendalam, berbagai macam jawaban dapat diperoleh. Seperti, internet adalah struktur dimana komputer di seluruh dunia ini terhubung satu sama lain berdasarkan pada sebuah protokol umum——"
Dia lalu menunjuk pada mobile terminal Asuna dan miliknya yang berjajar di atas meja secara bersebelahan.
"Begitulah, setiap komputer adalah komponen dari internet. Sebagai tambahan, itu dapat dikatakan user yang berada di depan komputer termasuk bagian dari internet juga."
Pada titik ini Kazuto berhenti sejenak, setelah mengatakan "Berikan aku sedikit dari itu.", dan meminum Ginger Ale Asuna, lalu dia menutup matanya.
"Oo….seperti biasanya, rasa pedas sini benar-benar sangat panas."
"Ini benar-benar berbeda dibanding dari membelinya dari supermarket, bukan? Bahkan meskipun kelihatannya dasarnya adalah cocktail, aku menyukai rasa kuat dari jahe ini."
Shino mengingat kembali rasa pedas ginger ale dari setengah tahun yang lalu, pertama kalinya dia memesannya dikarenakan saran Kirito. Tanpa menemuinya di GGO, dia tidak akan pernah melangkahkan kakinya ke dalam toko ini, yang tidak terlihat ramah dari luar, dan perkembangan dari semua hal semenjak waktu itu dapat dianggap sebuah keajaiban…Sementara dia menahan perasaan itu jauh di dalam hatinya, Shino melanjutkan topik pembicaraannya.
"Kalau begitu…..Bagaimana pikiran manusia dan internet saling berhubungan?"
Setelah mengembalikan gelas itu pada Asuna, Kazuto mengangguk sekali lagi sebelum menggunakan tangannya untuk membuat sebuah bentuk.
"Baiklah——Hmm, jika koneksi diantara sebuah server dan sebuah router, PC dan mobiles yang terlihat seperti jaringan makan inilah «bentuk» dari internet...."
"Bentuk…"
"Kalau begitu, apa «intinya»?"
Shino berpikir sejenak sebelum membuka mulutnya.
"Singkatnya, itu adalah apa yang mengalir dalam bentuk itu…di dalam struktur jaringan…? Sinyal-sinyal elektris….?"
"Mungkin juga seperti itu, karena sinyal elektris atau sinyal cahaya adalah media yang tetap. Inti dari jaringan adalah bagaimana itu semua mengalir sepanjang struktur itu dan menyampaikan informasi…Mari untuk sementara kita mengambil penjelasannya disini."
Setelah dia selesai membuat gerakan dengan menggunakan kedua tangannya sampai titik ini, Kazuto meletakkan tangannya di meja dan mempertemukan jari-jari rampingnya.
"Lihat, seperti yang kukatakan sebelumnya, jaringan dari ratusan milyar sel otak saling terhubung bersama-sama….Sekarang lihatlah «bentuk» dari pikiran, apakah «inti» dari pikiran?"
"Media…dengan kata lain, aliran dari gelombang elektris di sepanjang sel-sel otak…adalah informasinya?"
"Bukan, gelombang listrik itu, seperti ini..."
Kazuto membawa tangan kanannya mendekati telapak tangan kirinya yang terbuka.
"Synapse[10] pada celah diantara neuron dan neuron, adalah pemancar tunggal substansi. Untuk proses merambatnya sepanjang rute dari sel-sel otak, dapatkah fenomena itu disebut sebagai inti dari pikiran?"
"Hmm…."
Di saat yang sama Shino mengerutkan dahinya, Asuna tersenyum dengan sikap yang kebingungan saat dia berkata.
"Hal-hal yang lebih dari ini sudah tidak mungkin lagi, Kirito-kun~ Karena sampai sekarang, sains masih belum mampu menemukan jawaban ‘apa itu pikiran’ bukan?"
"Sebenarnya, itu mungkin saja benar."
Kazuto pada akhirnya tersenyum saat dia mengangguk.
"H-Hah!? Tunggu, ide yang dikemukakan sampai titik ini masih belum bisa memecahkan apapun, bukan?"
Sementara Shino menjadi marah dan memprotes, Kazuto mengambil kesempatan itu untuk melihat ke arah jalanan yang basah, sebelum melanjutkan berbicara dengan nada serius.
"Tetapi, ada juga manusia yang mendekati jawaban itu dengan teori mereka sendiri."
"Teori…mereka sendiri."
"«Quantum brain dynamics». Itu kelihatannya telah dikemukan di akhir abad sebelumnya oleh seorang mahasiswa Inggris. Setelah melakukan penelitian mengenai dasar teori itu untuk waktu yang lama, «RATH» akhirnya berhasil menciptakan mesin yang terlihat seperti monster itu… ——Mulai dari titik ini hingga seterusnya, aku masih belum sepenuhnya dapat memahami hal itu. Beberapa saat yang lalu, kita membicarakan mengenai struktur dari sel otak bukan."
Shino dan Asuna menggangguk pada saat yang bersamaan.
"Sel itu sendiri juga memiliki sebuah kerangka untuk menahan strukturnya. Kelihatannya itu disebut sebagai «Microtubules». Fungsi dari kerangka itu bukan hanya untuk menahan, tapi itu juga bertindak seperti tulang juga. Otak di dalam sel otak."
"H-Hah……?"
"Tulang itu memiliki bentuk tabung, dengan kata lain, pipa berongga. Tentu saja itu sangat kecil sekali….Kita sedang membicarakan mengenai diameter dalam ukuran nanometer,tapi itu sama sekali tidak kosong. Ada sesuatu yang tersimpan di dalam tabung itu." Shino secara tanpa sadar bertukar pandangan dengan Asuna, sebelum melihat ke arah Kazuto dan bertanya dengan suara pelan.
"Apa yang ada di dalamnya…..?"
"Cahaya."
Kazuto memberikan sebuah jawaban singkat.
"Sebuah partikel cahaya…atau «Evanescent Photon» yang biasa dikatakan. Photon ini, dengan kata lain, kuantum[11]. Eksistensi itu seperti indeterminisme[12], itu terus menerus berubah tanpa akhir sesuai dengan teori probabilitas[13]. Perubahan....itulah apa yang disebut pikiran manusia, berdasarkan pada teori itu."
Tepat ketika dia mendengar kata-kata itu, Shino dapat merasakan sebuah ketakutan mengalir dari tulang belakang menuju kedua tangannya untuk suatu alasan. Sebuah gambaran yang misterius namun indah muncul dari dalam dirinya dan di waktu yang sama, pemikiran bukankah itu berada dalam daerah kekuasaan Tuhan?Terlihat dari dalam pikirannya.
Asuna yang juga diliputi oleh emosi dalam yang sama, mata coklatnya menjadi kabur karena cahaya kegelisahan saat dia berbicara dengan suara yang sedikit serak.
"Kirito-kun, nama dari mesin baru itu….«Soul Translator», bukan? Soul(jiwa)……dengan kata lain, kumpulan dari cahaya di dalam jiwa seorang manusia?"
"Pekerja RATH menyebutnya sebagai «Quantum Field». Tapi, dengan memberi nama seperti itu, mereka pasti telah memikirkan tentang itu sebelumnya….mengenai Quantum Field dan jiwa manusia."
"Tapi kalau begitu, apa maksud dari itu? Soul Translator adalah mesin yang tidak mengakses otak manusia, namun jiwa itu sendiri…."
"Ketika mengatakan seperti itu, itu tidak lagi terdengar seperti sebuah mesin, tapi justru terdengar seperti item sihir di dalam game, huh."
Apa yang dia telah katakan sedikit meringankan suasana, dan Kazuto lalu melanjutkan perkataannya sambil tersenyum.
"Tapi, itu bukanlah perbuatan sihir ataupun keajaiban tuhan. Mari kita meloncat menuju penjelasan dari strukturnya untuk sebentar….Apa yang terekam di dalam putaran dan vector tiap-tiap photon di dalam microtubule, adalah satuan data «Qubit». Dengan kata lain, sel-sel otak bukan hanya sebuah tombol untuk satu gerbang yang berfungsi membiarkan sinyal elektrik melaluinya, tapi itu dapat dikatakan sel itu sendiri adalah satu unit dari komputer kuantum…Ya, sampai bagian inilah batas pemahamanku bagaimanapun juga…."
"Itu tidak apa-apa, aku telah melewati batas itu beberapa waktu yang lalu."
"Aku juga…"
Shino dan Asuna menyerah secara bersamaan di depan Kirito yang menghembuskan nafas lega.
"Kumpulan dari photon-photon yang menjadi memori dari komputer itu, mungkin, itu bahkan boleh dianggap sebagai jiwa manusia…RATH telah memberinya nama aslinya. «Fluctuating Light», yang mereka singkat menjadi———"
Dia berhenti sejenak.
"«Fluctlight»"
"...........Fluct...light."
Shino perlahan mengulangi istilah dikatakannya dengan suara misterius. Jika apa yang telah mereka bicarakan sampai titik ini semuanya benar, maka kalau begitu Fluctlight juga berada di dalam kepalanya juga. Tidak, hanya mengatakan seperti itu, apa yang dia pikirkan tentang «dia» adalah....

thumb
Perasaan takut dari waktu sebelumnya kembali pada Shino, dia menggosokan tangan yang terulur keluar dari lengan seragam musim panasnya. Di sebelahnya, Asuna juga membuat sebuah gerakan yang terlihat seperti dia sedang memeluk dirinya sendiri, sementara berkata dengan sebuah suara kecil.
"——Membaca Fluctlight…Tidak, mesin yang «Menerjemahkan» itu, itulah apa yang dilakukan Soul Translator. Jika memang seperti itu….penerjemahannya bukan hanya satu arah, bukan? "
Shino memiringkan kepalanya saat dia tidak mengerti arti kata-kata barusan dengan baik, dan di saat yang sama itu, Asuna menatapnya, dengan mata yang dipenuhi dengan ekspresi kegelisahan.
"Sinonon, memikirkan tentang itu…Amusphere yang kita gunakan tidak hanya membaca perintah pergerakan yang dikirim ke tubuh kita. Itu juga memberikan penglihatan dan pendengaran…sinyal sensor dari kelima indera pada otak kita, menciptakan sebuah pengalaman dunia virtual. Inti dari teknologi FullDive digunakan pada mesin itu, bukan? Kalau begitu, Soul Translator yang dapat melakukan hal yang sama seharusnya adalah mesin generasi selanjutnya, bukan?"
"……Dengan kata lain…itu dapat menulis sesuatu pada jiwa seseorang yang terhubung dengannya….?"
Pada titik itu, mereka berdua mengalihkan pandangan mereka pada Kazuto.
Meskipun anak laki-laki berambut hitam itu kelihatannya sedikit ragu, dia menggangguk setuju beberapa saat kemudian.
"Ya….Soul Translator, karena itu terlalu panjang, maka RATH menyingkatnya menjadi «STL», mesin penerjemah yang dilakukan secara dua arah. Di dalam ratusan milyar qubit data yang memiliki Fluctlight manusia, mesin itu menerjemahkan dan membaca kata-kata yang kita pahami, dan di saat yang sama, itu menerjemahkan dan menulis informasi ke dalam sebuah bentuk yang kita dapat baca. Jika memang bukan seperti itu, maka itu seperti yang Asuna katakan, itu tidak akan mungkin untuk Dive ke dalam dunia virtual. Singkatnya, itu menangani dan mengatur informasi kelima indera Fluctlight, dan mengisikan informasi mengenai sesuatu yang sedang dilihat, atau suara apa yang sedang didengar."
Lalu, Asuna menggerakan tubuhnya ke depan dan menanyakan apa yang kelihatannya menjadi pertanyaan utamanya.
"Apakah itu mungkin….Dapat mempengaruhi pada ingatan di dalam jiwa? Kirito-kun, apa yang barusan kau katakan bahwa kau tidak memiliki memori ingatan apapun selama Dive. Ini artinya Soul Translator…STL dapat menghapus atau menulis ulang ingatanmu, bukan?"
"Tidak…"
Kazuto menyentuh tangan kiri Asuna beberapa saat untuk meringankan beban pikirannya saat dia menggelengkan kepalanya.
"Bagian yang menangani data ingatan jangka panjang memiliki ukuran yang sangat besar dan metode penyimpanannya sangatlah rumit, untuk kondisi yang sekaranag dapat dikatakan bahwa itu masih di luar jangkauan. Alasan bahwa aku tidak memiliki ingatan saat Dive hanya karena mesin itu mencegat sepanjang rute menuju bagian itu saja. Dengan kata lain, mesin itu tidak sepenuhnya menghapus ingatan, itu seperti aku saja tidak dapat mengingatnya…hanya seperti itu."
"Tapi, aku….takut, Kirito-kun. Sesuatu seperti memanipulasi ingatan…."
Sebuah ekspresi gelisah masih tetap tersisa di wajah Asuna.
"Di samping itu, orang yang membawakan pekerjaan sampingan ini untukmu adalah Chrysheight…tidak, Kikuoka-san dari Departemen Urusan Dalam Negeri dan Komunikasi, bukan? Meski aku berpikir bahwa dia bukan orang jahat, aku merasa bahwa aku tidak dapat melihat bahkan sedikitpun apa yang ada di dasar hatinya. Itu entah mengapa sama seperti dengan Ketua Guild. Entah kenapa…aku merasakan seperti sesuatu yang buruk akan terjadi lagi…"
"……Itu benar bahwa dia tidak pernah memperlihatkan apa yang sedang dipikirkannya. Dan aku juga tidak tahu status sosialnya yang sebenarnya ataupun tugas dari pekerjaannya, bersamaan dengan berbagai hal yang lain. Tetapi…"
Saat dia memotong kata-katanya, mata Kazuto kelihatannya menjadi tidak fokus pada tempat manapun yang ada di dalam toko sementara dia berbicara.
"Di hari pertama debut mesin Fulldive generasi pertama yang digunakan untuk keperluan bisnis di taman hiburan Shinjuku, aku menaiki kereta paling pertama agar bisa ikut mengantri. Waktu itu aku masih siswa sekolah dasar…."Ini dia," itulah apa yang kupikirkan. "Inilah dunia yang telah memanggilku sejak lama." Di hari pertama peluncuran Nerve Gear, aku juga membelinya dengan uang yang telah aku simpan…dan tetap diving ke dalam berbagai macam game. Pada saat itu, aku benar-benar tidak mempedulikan lagi dengan dunia nyata. Pada akhirnya aku terpilih untuk beta test SAO, dan insiden itu meluas….tak terhitung sejumlah manusia telah meninggal. Setelah dua tahun terpenjara dan kembali, insiden Sugou dan Death Gun terus terjadi secara berturut-turut. Aku… ingin tahu. Mengenai perkembangan teknologi FullDive itu berlanjut….tentang arti dibalik insiden itu…Untuk Soul Tranlator, meskipun secara fungsi masih sepenuhnya baru, rancangannya menggunakan Medicuboid yang digunakan untuk keperluan pengobatan sebagai prototypenya. "
Di saat Asuna, yang sedang memegangi kepalanya, mendengar perkataan Kazuto, kedua bahunya bergetar. Segera setelahnya, suara tegasnya mengalir keluar melalui bagian dalam toko yang sunyi.
"Ini firasatku. Mengenai apa yang ada di dalam Soul Translator. Bagaimana itu tidak hanya berakhir sebagai mesin yang digunakan untuk tujuan hiburan saja….Mungkin, ada juga sisi berbahaya juga. Tetapi…."
Kazuto meniru gerakan menggenggam pendangnya dan mengayunkannya ke bawah saat dia mengatakan.
"Sampai sekarang, tidak peduli dunia jenis apa itu, aku selalu mampu kembali. Untuk kali ini juga, aku pasti akan kembali. Sebenarnya….di dunia nyata aku hanya seorang gamer yang lemah dan tidak berdaya bagaimanapun juga."
"…Bahkan meskipun tanpa bantuan dariku, punggungmu masih terbuka lebar."
Asuna memperlihatkan senyuman samar-samar sementara menghela nafas pendek, lalu melihat wajah Shino yang duduk di sampingnya.
"Ya ampun, anak laki-laki ini terlalu percaya diri."
"Ya, sebenarnya, sejak awal dia memang Hero-sama yang legendaries bagaimanapun juga―"
Dari percakapan diantara Asuna dan Kazuto, yang langsung dia mengerti, bahkan meskipun ada kata-kata yang baru dia dengar untuk pertama kalinya, Shino tidak mencoba untuk terlalu ikut campur di dalamnya dan sebaliknya dia berbicara dengan nada bercanda.
"Aku telah membaca 『Seluruh Catatan Insiden SAO』yang keluar bulan lalu―, itu sangat sulit sekali untuk menpercayai kalau anak laki-laki ini adalah 『Black Swordsman』yang muncul di dalan buku itu."
"H-Hei, hentikan…."
Asuna tertawa melihat perbuatan Kazuto yang menggerakkan tangannya sambil mundur ke belakang, sementara dia berkata "Ya, benar sekali" sementara menggangguk.
"Ini tertulis dalam buku itu, dikatakan sang ketua tadi memiliki pengaruh yang besar di antara guild penyelesai lantai, bahkan meskipun catatan itu sendiri sudah cukup akurat, banyak sekali dugaan dan telah ditambahkan ke dalam deskripsi karakter. Seperti ketika Kirito bertarung melawan sekelompok player orange…"
"『Ketika aku menarik pedang keduaku, tidak ada seorangpun yang boleh berdiri didepanku!』"
"Kyahahahaha," kedua anak perempuan itu menjadi tertawa terbahak-bahak sementara Kazuto duduk dengan murung di kursinya dengan ekspresi kosong. Di saat Asuna merasa kelegaan dan kembali ke wajah tersenyumnya, Shino melanjutkan mengirimkan sebuah hantaman terakhir.
"Buku itu juga diterjemahkan dan diterbitkan di Amerika. Itu artinya Hero-sama ini adalah seseorang yang terkenal di tingkat dunia sekarang."
"….Setelah aku melewati waktu yang cukup panjang untuk mengabaikan hal ini….Dan aku sudah setuju untuk menunggu royaltinya juga."
Shino masih tetap tersenyum disaat Kazuto merengut, dia lalu mengingat kembali pertanyaan yang dia punya dan melanjutkan topik pembicaraan.
"Tapi Kirito. Setelah semua, STL melakukan hal yang sama seperti AmuSphere, bukan? Menciptakan sebuah Dunia VR menggunakan polygons, kemudian mengirim gambar dan suara dengan menghubungkan otak orang tersebut, apakah ada tujuan tertentu di dalam mesin itu yang menghabiskan sejumlah biaya yang sangat besar pada mesin itu?"
"Oo, itu adalah pertanyaan yang bagus."
Kazuto meluruskan tubuhnya sebelum memperlihatkan sebuah anggukan.
"Apa yang Sinon katakana barusan, 『Menciptakan dunia VR menggunakan polygon. 』.Polygon, dengan kata lain, adalah kumpulan dari koordinat dan bidang….data digital. Model yang sekaran memiliki detail paling tinggi telah mencapai tingkatan dimana pohon atau peralatan di dalamnya sulit untuk dibedakan dengan benda aslinya di dunia nyata, tetapi intinya masih tetap sama."
Dia lalu dengan cepat mengoperasikan mobile terminal yang tertaruh di atas meja, memulai proses pre-installed mini-game. Mobil balap bertema futuristik yang perlahan mulai berputar di layar demo memiliki sebuah interior yang manis, bodinya yang melengkung juga tidak terlihat aneh, itu tentu saja, sebuah bentuk dari model polygon.
Shino mengangkat kepalanya dan perlahan memiringkan kepalanya.
"Yeah, itu adalah intinya. Hmm….bagaimana aku menjelaskannya…"
Kazuto menjadi terdiam untuk sesaat sebelum mengangkat gelas kosong dari Caffè Shakerato dan menunjukkannya pada Shino.
"Sinon, gelas ini ada dalam kenyataan, bukan?"
".......Yeah."
Sambil memperlihatkan ekspresi keraguan, dia memperlihatkan sebuah anggukan. Kazuto kemudian membawa gelas itu mendekat padanya dan mengatakan sesuatu yang sulit untuk dipahami.
"Sekarang dengar, gelas ini yang sekarang berada pada tanganku, dan di saat yang sama berada di dalam pikiran Sinon…atau «Fluctlight» Sinon dalam istilah RATH. Untuk lebih tepatnya, cahaya yang memantul dari gelas diterima di dalam mata Sinon, sinyal elektrik dari retinanya mengubah cahaya tadi menjadi objek gelas di dalam kesadarannya. Selanjutnya, ketika aku melakukan ini..."
Tiba dia mengulurkan tangan kirinya untuk menutupi mata Sinon dengan rapat. Dia secara refleks menutup kelopak matanya, membuat pandangnya menjadi warna abu-abu gelap dengan sedikit warna merah.
"Bagaimana, apakah gelas di dalam kesadaranmu tiba-tiba menghilang?"
Sementara dia tidak mengetahui apa yang Kazuto maksudkan, Shino dengan segera menjawab secara jujur.
"…….Tidak mungkin, aku tidak akan melupakannya secepat itu. Dari melihatnya, aku dapat mengingat warna dan bentuknya, itu adalah hal yang normal buka. Ah…..tapi perlahan menjadi semakin samar-samar bagaimanapun juga…."
"Ya, itu."
Setelah dia menarik tangannya, Shino membuka kelopak matanya, dan memperlihatkan rengutan pelan pada Kazuto.
"Apa maksudnya ‘Itu’?"
"Dengar….Pada saat kita melihat gelas atau meja atau wajah satu sama lain, data rekaman penciptaan ulang sedang berlangsung dalam bagian pengolah penglihatan dari Fluctlight. Bahkan memejamkan kelopak mata, itu tidak akan segera menghilang, itu bukan hanya shadowgraph[14] saja. Atau dengan kata lain, pada saat gelas ini tidak dapat terlihat, itu akan lenyap menuju ke dalam ingatan Sinon…"
Kazuto kemudian menyembunyikan gelas di tangan kanannya di bawah meja.
"Pada saat Sinon melihat gelas ini, sejumlah besar data yang sama dari bentuknya masuk ke dalam bagian penglihatan dari Fluctlight. Hal inilah yang membiarkan Sinon untuk tetap terus bisa melihat gelas yang aslinya tak ada lagi di atas meja. Pada ketelitian yang jauh melebihi polygon….….Atau itu dapat dikatakan bahwa itu benar-benar sama seperti benda aslinya"
"………Mungkin seperti itu di dalam teori….Tetapi, hal ini berhubungan dengan daya penyimpana kesadaran manusia, atau dengan kata lain, «Ingatan», bukan? Memanipulasi ingatan dengan di luar dari ilmu hipnotis, bagaimana itu dapat dilakukan….?" Shino menutup mulutnya setelah berbicara sampai titik ini.
Beberapa saat yang sebelumnya——bukankah Kazuto mengatakan tentang mesin yang memiliki kemampuan seperti itu? Sementara dia memikirkan itu, Asuna, yang dari tadi mendengarkan dengan tenang, berbisik dengan suara pelan menggantikan Shino.
"AmuSphere memperbolehkan otak seorang user untuk melihat data polygon…Sementara STL menuliskan itu pada kesadaran manusia….ingatan jangka pendek….Singkatnya…Itu bukanlah sesuatu yang dibuat. Semua hal yang diciptakan oleh STL, penglihatan, pendengaran, sentuhan,….berada di level yang sama dengan sesuatu yang nyata di dalam kesadaran kita, seperti itu….?"
Kazuto menggangguk dan berbicara saat dia menaruh kembali gelas tadi ke atas meja.
"Informasi ingatan optikal….atau «Mnemonic Visual Data» yang disebut oleh Rath secara nama resminya. Untukku, yang masih memiliki ingatan dari hari pertama Dive test … itu terasa berbeda. Benar-benar berbeda dengan dunia VR yang diciptakan oleh AmuSphere. Itu hanya ruangan kosong yang memiliki ukuran kamar sempit, tapi aku… "
Dia memotong kata-katanya untuk sesaat, senyuman yang kelihatannya dipaksakan terlihat dari salah satu sisi pipinya, saat Kazuto melanjutkan perkataannya.
"...Pada awalnya, aku tidak tahu bahwa itu adalah dunia virtual."

Bagian 3

Dunia virtual, yang tidak dapat dibedakan dengan dunia nyata.
Ada banyak cerita fiksi dari abad sebelumnya yang menggunakan tema ini. Shino dapat mengingat setidaknya lima judul novel atau film yang menggunakan tema ini pada saat itu juga.
Di era dimana penerapan teknologi Fulldive telah digunakan dalam alat konsumen seperti Nerve Gear dan AmuSphere, kita akhirnya telah mencapai titik untuk meragukan: «apakah dunia nyata ini benar-benar dunia nyata?» —— dan saat kita dapat membaca sesuatu seperti itu dari artikel maupun blog yang ada di berbagai tempat, Shino juga pernah merasakan kegelisahan sebelum dia melakukan Fulldive pertamanya.
Tetapi, saat kelopak mata itu benar-benar terbuka, dapatkah perasaan kelegaan ataupun kekecewaan pada kekhawatiran seperti itu sama sekali terasa tidak berguna? Dunia yang diciptakan oleh AmuSphere tanpa keraguan lagi, adalah sebuah keajaiban yang terlahir oleh teknologi canggih. Dunia virtual yang dapat dirasakan oleh kelima indera itu adalah dunia yang benar-benar sangat indah—— tapi itulah yang membuatnya terlihat berbeda dengan dunia nyata. Pemandangan yang dia lihat, suara yang dia dengar, sesuatu yang dia sentuh, semuanya terlalu murni, atau dengan kata lain, terlalu sederhana. Udaranya tidak memiliki debu, pakaian tidak memiliki kerutan, dan meja yang tidak dapat rusak. Objek 3D yang diciptakan dari kode digital membatasi kebutuhan usaha manusia untuk mendesainnya, dan tenaga CPU untuk menampilkannya. Tentu saja, dia tidak dapat mengetahui bagaimana hal ini akan berubah di masa depan, tapi setidaknya dengan teknologi tercanggih di tahun 2026 ini, menciptakan sebuah dunia virtual yang sama sekali tidak berbeda dengan dunia nyata adalah sesuatu yang tidak mungkin——......
Dan itu, adalah apa yang dipikirkan Shino. Sampai hari ini, sebelum dia mendengar cerita Kirigaya Kazuto.
"… Itu artinya, Kirito. Kau….bahkan mungkin sekarang….masih berada di dalam STL….mesin itu? «Recollections[15] » dari Asuna dan aku yang dimasukkan ke dalam pikiranmu."
Untuk menghindari perasaan merinding yang tiba-tiba, sebelum Kazuto dapat menjawab, Shino tersenyum saat dia berkata. Secara normal "Tapi bagaimanapun juga itu aneh" dia tertawa saat dia memikirkan tentang itu, tapi teman-temannya mengerutkan dahi mereka sambil menatap lurus padanya.
"Tungg...H-Hentikan. Aku adalah orang yang asli."
Sementara dia dengan cepat menggoyangkan tangannya, Kazuto masih tetap ragu saat dia berbicara.
"Jika kau adalah Shino yang asli...maka kau pasti mengingat apa yang kau janjikan kepadaku kemarin."
"J-janji?"
"Sebagai ucapan terima kasih untuk memanggilku hari ini, kau akan mentraktirku banyak dessert paling mahal di sini, «Dicey Cheesecake» sebanyak yang aku inginkan."
"E,…Ehh!? Aku tidak pernah menjanjikan sesuatu seperti itu! Ah, t-tapi aku bukanlah tiruan, aku adalah yang asli, benar bukan, Asuna?"
Melihat ke sampingnya, Asuna yang dengan erat menggenggam tangannya berbisik.
"Sinonon...apa kau sudah lupa? Kau berjanji untuk mentraktirku makan «Berry & Cherry Tart» yang aku inginkan......"
"Ehhhh!?"
Apakah aku benar-benar di dalam dunia virtual dan mengoperasikan ingatan ini dari sana....?Sementara dia memikirkan tentang itu, baik pipi Kazuto maupun Asuna bergetar, dan segera setelahnya mereka berdua sedikit tertawa. Pada titik itu, dia akhirnya menyadari bahwa rencanannya mengganggu Kazuto telah berbalik menyerangnya.
"Ka....Kau telah melakukannya sekarang, Asuna! Berikutnya, di ALO, bersiaplah untuk menerima ratusan anak panah pelacak!"
"Ahaha, maaf maaf, maafkan aku Sinonon!"
Asuna tersenyum saat dia dengan erat memeluk Shino. Sambil merasakan perasaan kaku di dalam dadanya telah meleleh karena perbuatan Asuna, yang dipenuhi keluguan dan dan perasaan persahabatan yang banyak, dia mengalihkan wajah cemberutnya ke samping. Tapi mulutnya dengan segera terbuka dan mengeluarkan tawa bersamaan dengan mereka berdua.
Seolah-olah untuk memulai meredakan suasana, Kazuto berkata dengan nada pelan.
"Yang manapun itu Fluctlight atau Mnemonic Visual, hanya dengan mendengar istilahnya saja akan membuatmu merasa itu adalah teknologi yang masih dapat dipertanyakan…Tetapi, dunia virtual yang diciptakan oleh STL secara fakta, jauh lebih baik dibandinkan dengan yang AmuSphere ciptakan dan kita kenali selama ini. Pada akhirnya, itu mungkin adalah apa yang kita sebut sebagai «Mimpi Yang Nyata»......"
"M—Mimpi....?"
Shino berkedip setelah mendengar kata yang mengejutkan tersebut, Spriggan swordsman, sseeorang yang memiliki aura yang membuat orang-orang disekitarnya menjadi mengantuk di ALO, mengangguk dengan ekspresi serius.
"Ya. Menciptakan dunia dengan mengumpulkan objek-objek dan mempertahankannya di dalam ingatan secara bersamaan....bukankah itu hampir seperti bagaimana mimpi bekerja? Sebenarnya, gelombang otak manusia saat Diving di STL hampir mendekati pola yang terjadi selama kita tertidur."
"Kalau begitu, itu artinya kau melakukan pekerjaan sampingan di dalam mimpi? Mendapatkan bayaran hanya dengan tidur selama tiga hari?"
"I-Itulah apa yang kukatakan padamu sejak awal, bukan? Tidur sepanjang hari, tanpa makan maupun minum. Tapi tentu saja, aku mendapatkan nutrisi dan air melalui infus."
Sekarang dia mengatakannya, dia benar-benar pernah mengatakan itu tepat setelah dia masuk ke dalam toko ini. Tapi aku dengan jelas tidak menduga bahwa dia benar-benar bekerja dengan melihat mimpi panjang sambil berbaring di atas kasur gel.Saat Shino melihat ke atas, dia bergumam bersamaan dengan nafas panjang.
"Tiga hari secara terus menerus bermimpi, huh...Jika aku dapat bermimpi selama itu, ada banyak hal yang dapat kulakukan. Seperti tidak akan terbangun kecuali sebelum memakan sepotong kue."
"Itu benar-benar buruk, karena kau tidak akan mengingat apapun yang kau makan selama di mimpi itu. Sebenarnya, berbicara tentang semua-kue-yang-dapat-kau-makan setiap hari..."
Setelah bercanda sampai titik ini, Kazuto memotong perkataannya di tengah perkataannya. Alis tipis yang Shino lihat di bawah rambut yang sedikit panjang pada dahinya mengerut.
"...Ada apa, Kirito-kun?"
Dia tidak dapat segera menjawab pertanyaan Asuna, sementara dia membuat gerakan seolah-olah dia memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya.
"...Kue....bukan, bukan itu...keras...asin...tapi, enak, makanan apa itu...."
"K-Kau mengingatnya? Apakah itu sesuatu yang kau makan di dunia virtual?"
"................Tidak, aku tidak dapat mengingatnya. Tapi aku memiliki firasat bahwa itu tidak memiliki rasa seperti apapun yang ada di dunia nyata..............."
Kazuto terus mengerutkan dahinya untuk beberapa detik lamanya, sebelum akhirnya menyerah saat dia menghela nafas. Shino, yang terdiam sampai saat ini, menanyakan pertanyaan yang tidak dapat dia tahan lebih lama lagi di dalam pikirannya.
"Hei Kirito, apakah sesuatu seperti itu mungkin? Untuk memakan sesuatu di dalam STL yang tidak ada di kenyataan? Karena dunia virtual yang diciptakan oleh STL adalah kumpulan dari bagian yang berdasarkan pada ingatan seorang Diver, kalau begitu, bukankah itu normal kalau seseorang tidak bisa melihat apa yang belum pernah dia lihat, dan tidak bisa memakan sesuatu yang belum pernah dia makan?"
"Ah......Itu benar. Persis seperti yang Sinonon katakan….Jika begitu, dunia virtual yang berasal dari STL memiliki tingkat kebebasan yang sangat terbatas, bukan? Itu tidak dapat menciptakan sebuah dunia yang benar-benar berbeda dengan dunia nyata, seperti Aincrad atau Alfheim."
Kazuto perlahan menggangguk pada apa yang Asuna katakan, sebelum tersenyum seolah-olah untuk menyingkirkan kejengkelannya sebelumnya.
"Kalian berdua benar-benar tajam, itu adalah hal yang bagus. Ketika aku mendengar tentang Mnemonic Visual, pada awalnya aku tidak menyadari batasan itu. Aku akan mengingat untuk menanyakannya pada staff RATH sebelum melakukan eksperimen Diving panjang selanjutnya, tetapi karena hal itu melibatkan teknologi utama STL, aku tidak berpikir bahwa mereka akan setuju untuk menjawabnya...Namun, masih ada satu hal...dalam penjelasan tentang dunia virtual yang terdiri dari ingatan, para staff itu tidak pernah menyebutkan bahwa ingatan itu berasal dari Diver."
"Eh...kalau begitu bagaimana mereka..."
Sementara Shino tidak dapat menangkap arti itu pada saat itu juga, Asuna, yang berada di sampingnya, menghirup nafas pelan.
"Mungkinkah itu….ingatan orang lain? Tidak…apa mungkin itu ingatan yang tidak dimiliki oleh siapapun tetapi diciptakan dari awal...?"
Sambil mendengar perkataan yang hampir sama seperti bisikan, Shino akhirnya menyadarinya.
Bagaimana jika informasi memori optik...Mnemonic Visual dari manusia mempunyai struktur umum? Dan analisa dari struktur itu sudah selesai….? Apakah itu mungkin dapat membuat suatu teori untuk menciptakan sebuah «Mimpi» yang nyata dapat dipenuhi oleh sesuatu yang tidak pernah dilihat, makanan yang semua orang belum pernah rasakan, dan juga pemandangan yang tidak pernah dibayangkan oleh seseorang.
Kemudian, kata-kata yang membenarkan pikirannya itu secara kebetulan keluar dari mulut Kazuto.
"….Aku telah melakukan pekerjaan sampingan dengan RATH ini selama dua bulan sampai sekarang…Selama test Dive pertama, tidak ada pembatasan ingatan, jadi aku masih dapat mengingat dunia VR pada saat itu. Salah satu dari itu adalah sebuah ruangan luas yang memiliki kucing yang sangat banyak, yang mungkin memiliki jumlah sekitar ratusan."
"......Sangat banyak......"
Mulut Shino mengendur saat dia membayangkan sebuah surge yang dipenuhi kucing, sebelum dengan cepat mengusir imajinasi itu. Saat dia melihat lurus ke depan, Kazuto berkata dengan ekspresi seolah-olah dia sedang mencari sesuatu di dalam ingatannya.
"...Apa yang aku dapat ingat mengenai ruangan itu adalah, bahwa itu adalah ruangan yang dipenuhi dengan anak kucing yang aku tidak tahu. Dan bukan hanya itu saja…Ada juga beberapa yang memiliki sayap dan sementara terbang, beberapa ada yang menggulung tubuhnya dan memantul di berbagai tempat. Sesuatu seperti itu tidak mungkin berasal dari ingatanku."
"….Dan di waktu yang sama, itu juga pasti tidak berasal dari ingatan orang lain bukan? Karena kucing dengan sayap tidak ada di dunia nyata bagaimanapun juga."
Itu adalah apa yang Asuna katakan, sebelum dia melanjutkan.
"Kucing terbang itu adalah apa yang dibuat oleh staff untuk dilihat Kirito-kun…Pasti itu adalah sesuatu yang diciptakan oleh sistem STL dari nol, bukan?"
"Bagian yang terakhir pasti sangat hebat. Jika hal itu mungkin, maka tidak hanya sekedar objek individual saja, mungkin saja itu pada akhirnya mampu menciptakan sebuah dunia secara keseluruhan dengan sempurna."
Membuat sebuah dunia virtual tanpa bantuan dari manusia——
Ide ini menyebabkan dada Shino bergetar. Sementara Shino mengingat bahwa dia akhir-akhir ini menjadi sering merasa lebih tidak nyaman dengan « Egocentric designed » dunia VRMMO seperti GGO dan ALO.
Dunia game VR yang ada sekarang benar-benar didesain secara sepenuhnya para desainer perusahaan yang mengembangkan game tersebut. Meskipun bangunan atau pepohonan atau sungai itu dengan ditaruh secara sembarangan, itu semua sebenarnya adalah objek yang diletakkan pada sebuah bidang berdasarkan pilihan seseorang.
Selama bermain game, kapanpun dia memikirkan tentang ini, ada sesuatu yang selalu muncul di dalam hati Shino. Sejak awal, dia juga, hanyalah suatu keberadaan yang berlari di seluruh arah tepat di atas telapak tangan para pengembang, seseorang yang disebut sebagai Dewa, dan pemikiran inilah yang tersisa di dalam pikirannya tidak peduli apakah dia menyukainya atau tidak.
Shino yang awalnya tidak memainkan Gun Gale Online untuk kesenangan, sekarang setelah dia dapat mengatasi kutukan dari masa lalunya, dia mulai memikirkan tentang arti pengalaman di dalam dunia virtual dengan di dunia nyata. Dia kelihatannya tidak bersimpati pada seseorang kelompoknya yang membawa pistol model di dunia nyata sementara memakai sebuah pakaian yang berhiaskan lencana yang cocok. Dia mempercayai bahwa keteguhan dan pengendalian diri yang melekat pada Sinon yang ada di game akan secara perlahan menguatkan Asada Shino di dunia nyata juga, namun di saat yang sama, dia berpikir jika itu sebanding dengan menghabiskan sejumlah waktu dan uang untuk Diving ke dalam dunia virtual.
Shino berpikir bahwa pasti ada sebuah alasan kenapa dirinya yang sangat pemalu ini bisa bertemu dan bersahabat baik dengan Asuna dari beberapa bulan lalu sampai sekarang. Anak perempuan, yang selalu memperlihatkan senyuman lembut, pastinya memiliki harga diri yang sama dengan Shino. Bermain game VRMMO tidak untuk melarikan diri, tapi untuk memperoleh pengalaman dan ikatan dari dunia virtual untuk meningkatkan hal pada dirinya di dunia nyata, Asuna pastinya adalah seseorang seperti itu.Tentu saja, itu juga berlaku terhadap Kazuto.
Karena itu, Shino tidak ingin memikirkan bahwa dunia VR hanyalah palsu, bahwa segala sesuatu di dalamnya hanyalah imajinasi. Dia tidak ingin memikirkan tentang fakta bahwa dunia VR tidak dapat ada tanpa adanya pengembang.
Bulan lalu, di malam yang dia habiskan di rumah Asuna, di dalam kamar setelah lampu kamar dimatikan, dia telah mengungkapkan kelemahan yang dia telah sembunyikan. Lalu, Asuna yang berbaring di tempat tidur di yang ada disampingnya berpikir untuk sesaat, sebelum berbicara.
『Sinonon, bukankah itu seperti dunia nyata? Bahkan sekarang, keadaan sekeliling kita menerima kita, entah itu rumah, atau kota, atau status kita sebagai siswa dalam masyarakat, segalanya telah dirancan seseorang…..bukan? Mungkin, menjadi kuat, adalah tentang menghadapinya bersamaan dengan hal itu, bukankah seperti itu?』
Setelah berhenti sejenak, Asuna melanjutkannya dengan suara yang sedikit tertawa.
『Tapi, aku juga ingin melihatnya meskipun sekali, dunia VR yang tidak didesain oleh siapapun. Mungkin jika hal itu menjadi kenyataan, itu mungkin, dapat diartikan sebagai «Dunia Nyata», yang bahkan jauh lebih nyata dibandingkan dengan dunia nyata ini….』
"Dunia...Nyata... "
Sementara Shino tanpa sadar bergumam, Asuna, yang kelihatannya sedang memikirkan hal yang sama, menggangguk dari sisi yang berlawanan dari meja tersebut.
"Kirito-kun... Maka, itu berarti...Dengan mengenakan STL, kenyataan yang secara subyektif jauh lebih nyata dibandingkan dengan dunia nyata kita yang wujudkan? Sebuah dunia yang berbeda tanpa adanya keterlibatan dari seorang pendesain."
"Hmmm...."
Kazuto berpikir sejenak, sebelum perlahan menggelengkan kepalanya.
"Tidak...Untuk situasi yang sekarang ini, itu masih cukup sulit. Hutan atau padang rumput di dataran alami dapat diserahkan kepada sistem untuk diciptakan, tapi aku berpikir membangun sebuah kota berskala besar sambil mempertahankan keutuhannya tanpa seorang pendesain masih mustahil. Tentang kemungkinan yang lain....Seperti mempersiapkan beberapa ratus player tester dan membiarkan mereka untuk membangun sebuah kota mulai dari nol di dalam bidang yang pada awalnya adalah alam liar, atau dengan kata lain, membangun sebuah peradaban, untuk hal tersebut, aku berpikir itu masih bisa dilakukan di dunia tanpa pencipta yang berkuasa seperti Dewa...."
"Uwa, itu akan menjadi strategi yang menghabiskan banyak waktu―"
"Penyempurnaan seluruh area itu akan menghabiskan waktu beberapa bulan, aku pikir."
Asuna dan Shino tertawa pada lelucon Kazuto di waktu yang sama. Akan tetapi, pemilik pidato itu masih tetap merenung dengan mengerutkan dahinya, dan tidak lama kemudian, dia mulai berbicara dalam sikap berbicara yang bermonolog.
"Jadi itu adalah simulasi pembangunan sebuah peradaban, huh. Tidak...itu dapat dikatakan bahwa itu diperlukan. Jika fungsi FLA dalam STL digunakan dan dibiarkan untuk berkembang…Apakah ada pembatasan yang ditaruh pada ingatan yang berada di dalamnya.....?"
"FL dari STL...Apa itu?"
Shino mengerutkan dahinya karena pergantian singkat itu, saat Kazuto mengangkat wajahnya dan mengedipkan matanya.
"Ah…Itu adalah sihir kedua yang dimiliki Soul Translator. Beberapa saat yang lalu, aku berbicara tentang dunia virtual seperti mimpi yang diciptakan oleh STL, bukan?"
"Yeah."
"Apakah kau pernah mengalami mimpi yang benar-benar sangat panjang, dan merasa sangat kelelahan ketika kau terbangun? Sebuah mimpi buruk khususnya..."
"Ah―ya, aku pernah."
Shino menggangguk sementara mengerutkan dahinya.
"Melarikan diri dari sesuatu, dan sepanjang jalan itu aku berpikir "Ini pasti hanya mimpi" namun aku tidak mampu untuk bangun. Ketika berpikir aku akhirnya terbangun setelah dikejar untuk waktu yang lama, itu ternyata adalah sebuah mimpi juga."
"Menurutmu berapa jam yang kau habiskan di dalam mimpi itu?"
"Eh―? Dua……Atau mungkin tiga jam."
"Sebenarnya, ketika memonitor gelombang otak selama bermimpi, yang dirasakan seseorang memiliki waktu yang sangat lama, waktu sebenarnya diantara melihat mimpi dan membuka mata kita hanya sekitar beberapa menit."
Kazuto yang memotong perkataannya sampai titik ini, tiba-tiba mengulurkan kedua tangannya untuk menutupi kedua terminal yang tergeletak di atas meja. Dia lalu memperlihatkan sebuah tatapan rendah ke arah Shino.
"Kita mulai berbicara mengenai STL sekitar jam setengah lima, bukan? Sinon, sekarang menurutmu jam berapa sekarang?"
"Hmm..."
Saat terkejut, Shino menjadi ragu-ragu untuk menjawab. Langit yang melewati titik balik matahari di musim panas masih terang, jadi dia tidak dapat menebak waktu dengan cahaya yang bersinar melalui jendela. Dia terpaksa mengandalkan perkiraannya untuk menjawab.
"...Sekitar jam empat lebih lima puluh menit..."
Kazuto lalu menarik tangannya yang menutupi terminal, sebelum mengarahkan layarya pada Shino.Saat dia menatap pada layar itu, beberapa angka digital menunjukkan bahwa sekarang sudah lewat jam lima.
"Whoa, aku tidak menyadari bahwa kita telah menghabiskan waktu selama ini dengan berbicara."
"Kesadaraan terhadap waktu waktu adalah masalah yang subyektif. Tidak hanya selama berada di dalam mimpi tapi juga di dunia nyata. Ketika dalam keadaan darurat, perasaan adrenalin membuat waktu terasa menjadi lambat, di sisi lain, waktu berlalu lebih cepat ketika kita tenggelam padfa pembicaraan santai. RATH telah meneliti tentang bagaimana ini terjadi dalam kesadaran manusia…atau Fluctlight, dan itu menjadi sebuah teori awal. Kelihatannya, aliran yang ada pada inti kesadaran adalah dorongan yang bertindak sebagai «Sinyal kontrol pemikiran waktu». Tapi itu nampaknya mereka masih belum dapat memahami darimana itu berasal."
"Waktu…?"
"Itu adalah kata yang sering kau dengar ketika berbicara tentang sesuatu yang berhubungan dengan gigahertz komputer."
"Jumlah perhitungan yang bisa dilakukan dalam satu detik, bukan?"
Asuna berkata saat dia mengangguk, Kazuto kemudian mengetuk permukaan meja dengan jari tangan kanannya, menciptakan suara ton ton.
"Itu juga adalah angka maksimal yang mereka masukkan di dalam katalog, angka tadi sebenarnya tidaklah tetap. Itu biasanya beroperasi secara perlahan agar menghasilkan panas yang lebih sedikit, lalu ketika beban pekerjaan yang berat dibutuhkan——"
Ton ton ton, suara itu terdengar saat dia mempercepat iramanya.
"Saat pengoperasian jam itu meningkat, maka perhitungannya juga akan meningkat. Itu sama halnya dengan komputer kuantum dalam bentuk Fluctlight. Ditempatkan pada kondisi yang gawat, menangani sejumlah data berukuran besar, pemikirkan jam itu akan berakselerasi menanggulanginya. Sinon pasti pernah mengalaminya juga, ketika berkonsentrasi pada pertarungan yang hebat, kau merasa seperti kau dapat melihat peluru, bukan?"
"Ah—Sebenarnya....Yeah, ketika aku sedang dalam kondisi sangat bagus. Tapi itu tidak ada cara untuk aku dapat meniru gerakanmu «Memprediksi garis prediksi peluru kemudian menghindarinya»"
Shino mengatakan itu saat dia menjadi cemberut, Kazuto memperlihatkan senyuman masam sebelum menggelengkan kepalanya.
"Itu juga mustahil untuk aku yang sekarang. Aku harus berlatih kembali sebelum BoB berikutnya...Bagaimanapun juga, pemikiran jam itu mempengaruhi kesadaran kita terhadap waktu. Ketika jam itu berakselerasi, manusia akan merasakan bahwa aliran waktu menjadi melambat. Pada saat selama tidur akan menjadi contoh yang jelas untuk hal itu. Untuk menangani sejumlah besar data mengenai ingatan, Fluclight akan menambah kecepatan, dan sebagai hasilnya, kita melihat mimpi yang terasa beberapa jam lamanya dalam waktu beberapa menit."
"Hmmmm...."
Shino melipat tangannya saat dia merintih. Otaknya, atau lebih tepatnya, pikirannya, adalah sebuah komputer berbasis cahaya, sesuatu seperti itu sudah melebihi yang dapat dipikirkan, perbuatan «Berpikir» yang mampu meningkatkan atau menurunkan kecepatannya, meskipun itu dapat dikatakan seperti itu, dia tidak dapat merasakan itu mungkin dapat dilakukan. Tetapi, Kazuto tersenyum pada saat dia melanjutkan perkataannya.
"——Dalam hal ini. Jika kita dapat mengerjakan pekerjaan rumah atau bekerja di dalam mimpi kita, bukankah kau berpikir bahwa itu hebat? Bahkan jika itu hanya beberapa menit saja di dunia nyata, tapi itu akan menjadi beberapa jam lamanya di dalam mimpi."
"S-Sesuatu seperti itu sama sekali absurd."
"Ya, aku juga berpikir seperti itu―, aku belum pernah melihat mimpi yang nyamannya seperti itu sebelumnya."
Bahkan meskipun Shino dan Asuna menyangkal di waktu yang sama, senyumannya masih tetap terlihat di wajah Kazuto sementara dia melanjutkan penjelasannya.
"Mimpi yang nyata itu tidak konsisten, itu adalah hasil tambahan dari operasi pengolahan ingatan. Mimpi yang diciptakan oleh STL jauh lebih jelas…Maksudku, dunia VR yang menyerupai mimpi secara logika tersebut. Di dalam dunia itu, pemikiran jam dalam kesadaran seseorang akan digabungkan dan diakselerasikan. Di saat bersamaan, waktu standar di dalam dunia virtual juga disesuaikan dengan akselerasinya. Sebagai hasilnya, waktu Dive yang dirasakan oleh user di dalam dunia virtual tersebut adalah beberapa kali lipat waktu sebenarnya di dunia nyata. Itulah fitur terhebat yang dimiliki STL, «Fluctlight Acceleration», disingkat sebagai FLA."
"......Ini sudah......"
Aku berpikir kita tidak lagi membicarakan tentang kenyataan lagi, Shino mengeluarkan nafas pelan. Ini benar-benar sudah jauh dari «Sedikit Beda» AmuSphere.
Kehidupan sosial benar-benar telah berubah hanya karena penerapan teknologi Fulldive. Shino telah mendengar bahwa mesin versi pengurangan harga telah digunakan di perusahaan biasa, dan telah menjadi hal yang biasa untuk pergi ke dunia virtual untuk menghadari konferensi ataupun presentasi, bahkan ada penyiaran drama dan film 3D setiap harinya, dimana para penonton dapat masuk ke dalam adegan dari sudut manapun yang mereka inginkan, dan sebuah software travelling yang memproduksi sebuah pemandangan dataran tinggi yang sangat populer diantara orang tua, itu sama seperti yang dikatakan Kazuto sebelumnya, sebuah era yang bahkan latihan militer telah dilakukan di dalam dunia virtual.
Dengan meningkatnya jumlah orang yang tidak ingin meninggalkan mereka, maka muncul ledakan «Strolling Group», yang berjalan tanpa tujuan di sekitar kota dalam dunia virtual, perilisan «Virtual strolling software», yang disediakan khusus bagi kelompok tertentu yang telah meraih kepopuleran besar, tapi itu adalah sebuah fenomena yang telah memiliki prioritas belakang. Dan belakangan ini saja terdapat banyak toko hamburger dan gyudon[16] yang mulai membuka cabangnya di dunia virtual.
Bagaimanakah pengaruh besar dari dunia virtual seperti itu meluas hingga dunia nyata——Bahkan meskipun situasi sosial yang sekarang, dengan sesuatu yang dapat mengakselerasikan kesadaran seperti Soul Translator, dunia jenis apa yang akan dibuat?Sementara Shino merasakan hawa dingin di balik punggungnya, Asuna, yang mengerutkan dahinya seolah-olah dia sedang memikirkan hal yang sama, mulai berkata saat dia menghela nafas.
"Mimpi panjang…Hmm…."
Dia lalu mengangkat pandangannya ke arah Kazuto di seberang meja dan memperlihatkan senyuman samar-samar.
"Itu akan menjadi hebat jika Soul Translator dipasarkan sebelum insiden SAO…Aku berpikir jika aku seharusnya memikirkan seperti ini. Jika perangkat keras antarmuka bukanlah Nerve Gear namun STL, maka Aincrad seharusnya akan memiliki ribuan lantai, dan untuk menyelesaikannya akan membutuhkan waktu sekitar dua puluh tahun."
"T…Tidak mungkin aku melakukannya."
Melihat Kazuto bergemetar sementara menggelengkan kepalanya membuat Asuna tersenyum sekali lagi, kemudian dia melanjutkan pertanyaanya.
"Yeah. Itu akan menjadi operasi pengetesan yang memiliki waktu yang panjang. Aku akan Diving tiga hari secara terus menerus tanpa makan maupun minum. Aku pikir aku akan menjadi sedikit lebih kurus…."
"Itu sama sekali bukan sedikit―Benar-benar...Pekerjaan ini sudah terlalu berlebihan"
Asuna membuat ekspresi marah yang manis sambil melipat tangan di depan dadanya.
"Besok aku akan pergi ke Kawagoe dan membuatkan makanan! Aku perlu untuk meminta Suguha-chan untuk membeli banyak sayuraan juga."
"I-Itu sangat baik untuk dirimu."
Sementara Shino tersenyum saat melihat mereka berdua, dia tiba-tiba memikirkan sebuah pertanyaan, dan mulai berbicara.
"Hei...Itu berarti, tiga hari selama Dive itu dilakukan di bawah fungsi akselerasi pikiran tadi, bukan? Apa kau tahu berapa lama waktu yang sebenarnya kau rasakan di dalam?"
"Hmm, seperti yang kujelaskan sebelumnya, ingatan di dalamnya ditahan……Tapi, aku mendengar bahwa kecepatan maksimal fungsi FLA saat ini adalah tiga kali lipat...."
"Itu artinya…sembilan hari?"
"Atau mungkin sepuluh hari."
"Hmmm…aku ingin tahu apa yang kau lakukan di dalam dunia seperti itu. Ingatan memang tidak dapat dibawa keluar, tapi bagaimana caranya memasukkan ingatan dari dunia nyata ke dalamnya? Apa ada tester lainnya?"
"Tidak―tentang sesuatu seperti itu, aku tidak berpikir seperti itu. Sebab latar belakang pengetahuan akan mempengaruhi hasil tesnya. Juga, mesin itu dapat memblokir ingatan selama Dive, jadi membatasi ingatan yang ada seharusnya bukanlah hal yang sulit...Bagaimanapun juga, bangunan tempatku bekerja di Roppongi hanya memiliki satu mesin eksperimen STL, jadi orang yang Diving di dalamnya hanya aku saja. Dan aku tidak mengetahui apapun yang ada «Di dalam», jadi itu tidak akan cukup untuk menjadi seorang Beater atau lainnya dengan hasil tesnya. Tapi satu-satunya hal yang dapat aku katakan adalah kode nama dari dunia virtual yang digunakan dalam eksperimen tersebut."
"Heh...Apa itu?"
"«Underworld»"
"Under….Underground world? Aku ingin tahu apakah itu adalah bagaimana dunia VR itu didesain."
"Desainnya masih belum diketahui apakah itu kenyataan, fantasi, atau SF setting. Tapi, berdasarkan dari namanya, aku memiliki perasaan bahwa itu adalah tempat di bawah tanah yang suram..."
"Hmmm, jadi kita tidak dapat menebaknya."
Saat Shino dan Kazuto mengelengkan kepala mereka di saat yang bersamaan, Asuna menyentuh dagu halusnya dengan jarinya sementara dia bergumam dengan suara pelan.
"Mungkin…itu juga berasal dari dongeng Alice."
"Alice..."
"Itu masuk akal karena nama RATH juga diambil dari cerita『Alice in Wonderland』.Edisi khusus pertama dari buku itu adalah 『Alice’s Adventures Under Ground』."
"Heh…Ini pertama kali aku mendengarnya. Jika itu benar, entah mengapa...Itu seperti sebuah perusahaan cerita dongeng."
Shino memperlihatkan senyuman samar-samar sementara melanjutkan berbicara.
"Ngomong-ngomong, tentang buku cerita Alice, ada dua buku dengan cerita mengenai mimpi panjang …Mungkin selama Kirito sedang Dive, itu mungkin saja dia melakukan pesta minum teh dengan kelinci atau bermain catur dengan ratu."
Asuna yang mendengarnya tertawa dengan cara geli. Tapi orang yang dipertanyakan, Kazuto, menatap lurus pada satu tempat di atas meja dengan ekspresi rumit.
"....Apa ada yang salah?"
"....Tidak..."
Suara Shino membuat tatapannya menuju ke atas, sementara masih mengerutkan dahinya, dia berkedip berulang kali dengan jengkel.
"Beberapa saat yang lalu, ketika aku mendengar kata Alice…Aku merrasa seperti aku dapat mengingat pada sesuatu…Seperti, pada saat, dimana kau merasakan sesuatu yang lucu atau mengganggu seperti beberapa saat yang lalu, tapi tidak peduli bagaimana kau memikirkan tentang itu, kau tidak dapat mengingatnya, apakah itu, itu seperti perasaan gelisah."
"Ah, yeah. Seperti terbangun dari mimpi buruk tapi tidak mengingat apapun isi mimpinya tadi."
"Sesuatu…Beberapa saat yang lalu aku merasa bahwa aku melupakan sesuatu yang buruk…"
Asuna bertanya saat dia dengan khwatir melihat pada Kazuto, yang mengacak rambutnya.
"Itu, mungkin, ingatan selama eksperimen....?"
"Tapi…Bukannya kau mengatakan bahwa semua ingatan tentang dunia virtual itu dihapus?"
Saat Shino mengatakan hal itu setelah Asuna, Kazuto menghela nafas sambil tetap menutup matanya, sebelum merendahkan bahunya.
"…Sebenarnya, itu adalah ingatan berharga selama sepuluh hari. Mungkin saja ada bagian yang lolos dari pemblokiran... "
"Oh ya, jika kita memikirkan tentang itu, jika ingatan itu sebenarnya masih tetap tersisa, itu akan berarti kau lebih tua tua dibandingkan dengan kita, secara pikiran. Itu entah bagaimana….terdengar menakutkan."
"Untukku, aku sedikit…senang, itu seperti jarak diantara kita menjadi lebih sempit."
Asuna mengatakan seperti itu, karena dia satu tahun lebih tua, Kazuto saat dia memperlihatkan senyuman lemah.
"Jika memikirkan tentang itu, dalam periode di antara Dive kemarin dan kelas hari ini, aku merasakan perasaan tidak nyaman yang aneh. Itu seperti waktu telah berlalu lama sekali semenjak aku melihat kota, atau acara TV. Teman-teman di kelas juga.... 'Siapa sih cowok itu?' Sesuatu seperti itulah......"
"Jangan terlalu dibesar-besarkan, itu hanya 10 hari saja."
"Aku setuju―Itu bukanlah sesuatu yang harus kau cemaskan."
Shino dan Asuna merengut pada perkataan Kazuto.
"Kirito-kun, kau seharusnya keluar dari ekperimen yang tidak masuk akal itu. Itu benar-benar memberi beban yang terlalu berat pada tubuhmu."
"Ah, jika operasi pengetesan yang memiliki waktu yang panjang telah sukses, itu berarti bagian terakhir dari masalah rancangan dasar semuanya telah selesai. Tahap berikutnya adalah membentuk mesin untuk penerapannya, tapi aku ingin tahu berapa tahun lamanya yang akan dibutuhkan untuk merubah mesin ukuran besar itu menjadi bentuk yang umum…Aku juga tidak dapat melakukan pekerjaan sampingan ini lebih lama lagi, karena ujian terakhirn dimulai bulan depan."
"Uu..."
Pada perkataan Kazuto, Shino membuat ekspresi suram sekali lagi.
"Hei, jangan mengingatkan aku sesuatu seperti itu. Kalian semua sangat enak, sekolah kalian hampir tidak memiliki ulangan tertulis lagi. Sekolahku masih memakai sistem lembar jawaban, yang benar saja..."
"Huhu, kalau begitu bagaimana membuat belajar kelompok bersama-sama?"
Saat dia mengatakan itu, Asuna melihat ke atas dinding di belakang Shino sebelum mengatakan, ‘Wah’ dengan suara pelan.
"Ini hampir jam enam, waktu berlalu dengan cepat di saat kita sedang berbicara."
"Kalau begitu kita selesaikan pembicaraannya di sini. Tapi aku tidak berpikir bahwa kita membicarakan topik utama hanya membutuhkan waktu lima menit saja."
Sementara Kazuto memperlihatkan senyuman masam, Shino juga tersenyum sementara menjawab.
"Baiklah, masih ada waktu sebelum BoB kelima, jadi mari memutuskan build karakter dan rincian taktik bertarung setelah mengkonversi karakter."
"Yeah, itu juga bagus. Tapi aku merasa tidak seperti memakai apapun selain light saber."
"Aku sudah memberitahu padamu bahwa itu adalah photon sword."
‘Apa benar?’ Kazuto tertawa saat dia memegang ujung dari meja itu, dan mulai berjalan menuju konter untuk membayar makanan ini dengan uang yang dia dapat dari pekerjaan sampingan selama tujuh puluh dua jam. Shino dan Asuna mengatakan, ‘Terima kasih atas makanannya!‘ secara bersamaan, sebelum berjalan menuju ke pintu keluar.
"Agil-san, aku akan datang lagi."
"Terima kasih karena makan di sini, kacang panggang di sini benar-benar enak."
Setelah jawaban dari pemilik kafe, yang sedang sibuk dengan persiapan kafe di malam hari, Shino mengeluarkan payungnya dari tong wishky dan mendorong pintu itu hingga terbuka.Karakaran, saat suara bel pintu itu berbunyi, suara keras dari suasana perkotaan dan hujan menyelimuti telinganya.
Bahkan meskipun masih ada waktu sebelum malam tiba, namun dikarenakan awan tebal, yang merupakan tanda malam yang gelap telah meliputi di atas jalanan basah di sekitarnya. Shino membuka payungnya, dan mulai menuruni anak tangga kecil——dia mendadak menghentikan langkahnya saat dia dengan cepat menggerakkan pandangannya pada sekelilingnya.
"Sinonon, ada apa….?"
Suara khawatir dari Asuna terdengar dari arah belakang. Shino kembali menjadi sadar dan dengan cepat membalikkan pandangannya dari jalan.
"T-Tidak, tidak ada apa-apa."
Dia sedikit tertawa untuk menyembunyikan rasa malunya. Tidak mungkin, aku merasakan hawa kehadiran sniper di belakangku, tapi ini tidak mungkin. Mungkin kebiasaan memastikan tempat sniper pada saat aku memasuki ruangan terbuka muncul di dunia nyata?Memikirkan seperti itu, dia menjadi sedikit tercengang.
Sementara Asuna memiringkan kepalanya, bel pintu dari belakang berbunyi sekali lagi, diikuti oleh suara langkah menuruni anak tangga.
Ketika Kazuto, yang keluar dari toko sambil memasukkan dompet ke dalam tasnya, telah turun dan berdiri di jalan, dia mengeluarkan satu kata bersamaan dia menghela nafas.
"ALICE....."
"Apa, kamu masih memikirkan tentang itu?"
"Tidak....aku kebetulan mendengar di suatu kesempatan dari percakapan staff di hari Jumat sebelum Diving ke dalam STL….……Arti…… Labile…… Intelligen……hmm, apa itu...."
Shino menyerahkan payung yang dipegangnya pada Kazuto, yang mengucapkan kata-kata yang tidak dapat dia mengerti, Asuna pasti lebih khawatir tentangnya, saat dia memperlihatkan senyuman masam.
"Ya ampun, jika sesuatu seperti itu benar-benar mengusikmu, Bukankah kau seharusnya menanyakannya pada mereka saat berikutnya kau pergi ke sana."
"Yeah...Itu benar."
Kazuto menggelengkan kepalanya dua, tiga kali, sebelum akhirnya membuka payungnya.
"Sampai jumpa Sinon, pertemuan selanjutnya kita akan berbicara tentang mengkonversi karakter ke GGO."
"Aku mengerti. Tidak apa-apa jika bertemu di ALO di pertemuan berikutnya. Terima kasih sudah datang hari ini."
"Sampai jumpa, Sinonon."
"Sampai jumpa, Asuna."
Kazuto dan Asuna yang akan pulang dengan JR, melambaikan tangan mereka. Shino lalu mulai berjalan ke stasiun bawah tanah di arah sebaliknya.
Sekali lagi, dia diam-diam melihat kea rah sekelilingnya dari balik payung, namun perasaan takut dari tatapan sebelumnya juga telah menghilang tanpa jejak seperti waktu pertama kali.

Catatan Penerjemah[edit]

  1. Jump uphttp://en.wikipedia.org/wiki/Caf%C3%A9_au_lait_spot
  2. Jump up Build(MMO Term) di sini mengacu ke equipment, skill, status, dan fighting stylenya
  3. Jump up tempat untuk membidik target dengan sniper
  4. Jump up http://en.wikipedia.org/wiki/Bipod
  5. Jump up titik cahaya pada radar
  6. Jump up Dendrit
  7. Jump up Akson
  8. Jump up Nukleus
  9. Jump up Mitokondria
  10. Jump up http://en.wikipedia.org/wiki/Synapse
  11. Jump up bagian energi yang tidak dapat dibagi lagi (satuan terkecil)
  12. Jump up Kebalikan dari determinisme. Konsep yang menyatakan bahwa peristiwa/kejadian tertentu tidak disebabkan oleh deterministic<hub.sebab akibat>dengan peristiwa sebelumnya.
  13. Jump up cabang dari matematika yang berhubungan dengan probabilitas (peluang/kesempatan) dalam menganalisa fenomena acak, Lebih jelasnya silahkan kunjungi:Probability Theory
  14. Jump up citraan fotografi yang dihasilkan pada permukaan radiosensitif oleh radiasi selain sinar tampak (terutama oleh sinar-X atau sinar gamma),lebih jelasnya silahkan kunjungiShadowgraph
  15. Jump up kata ini artinya juga ingatan, namun agar tidak saling bersinggungan dengan kata ingatan maka akan dibiarkan.
  16. Jump up beef bowl, Gyudon